Pilpres 2024

Presiden Jokowi Akui Bicara Masalah Politik dan Pemilu Saat Bertemu Surya Paloh

Menurut Presiden, saat bertemu Surya Paloh, banyak hal yang dibicarakan. Tak terkecuali soal politik dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

|
Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberi pidato politik saat Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7/2023). 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi mengungkapkan isi pertemuannya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (17/7/2023).

Menurut Presiden, saat bertemu Surya Paloh, banyak hal yang dibicarakan. Tak terkecuali soal politik dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca juga: Fahri Hamzah Nilai Prabowo Bisa Menang Mudah di Pilpres 2024, Koalisi Gerindra-PKB Cocok Didukung

Baca juga: Jatah Kursi Menteri Nasdem di Kabinet Jokowi Berkurang, Surya Paloh: Success Story Lebih Penting

"Pertemuan dengan Pak Surya Paloh. Ya pertemuan biasa. Kita kan sering ketemu, sering ketemu ya berbicara wajar, masa mau tahu semuanya," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers kepada wartawan setelah meresmikan ruas Tol Bengkulu-Taba Penanjung di Gerbang Tol Bengkulu-Taba Penanjung, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, sebagaimana dilansir YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/7/2023).

"Ya ada berbicara masalah yang berkaitan dengan kepemerintahan, ada yang berbicara masalah yang berkaitan dengan politik, ada yang berkaitan dengan 2024. Tapi kan enggak bisa saya sebut satu per satu secara detail. Enak banget dong," kata dia.

Sebelumnya, kabar pertemuan Presiden Jokowi dengan Surya Paloh dibagikan oleh Sekjen NasDem Hermawi Taslim. Ia mengungkapkan, keduanya berbincang selama hampir satu jam hingga menjelang maghrib. “Jam 17.20 WIB sampai maghrib, sejaman,” ujar Taslim dihubungi awak media.

Meski begitu, Taslim menampik bahwa pertemuan kedua figur itu membahas soal kocok ulang atau reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi, Senin pagi. “Enggak bahas reshuffle, itu memang wilayah presiden,” ujar dia.

Adapun, pertemuan kedua tokoh itu dilakukan setelah Presiden Jokowi mengumumkan reshuffle kabinet pada Senin pagi. Dari perombakan kabinet itu, jatah menteri dari Partai NasDem berkurang.

Dengan begitu, hanya tersisa dua menteri dari NasDem di Kabinet Indonesia Maju, yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, Presiden Jokowi dan Surya Paloh masih saling membutuhkan meski keduanya berseberangan soal arah politik Pemilu 2024.

Hal itu yang dinilai menjadi salah satu latar belakang pertemuan keduanya pada Senin (17/7/2023), atau pada hari yang sama Jokowi mengumumkan kocok ulang kabinet dan mencoret satu kursi NasDem.

"Pastinya saling membutuhkan. Bukan tidak mungkin pertemuan Jokowi dan Surya Paloh menjadi titik temu dan hubungan keduanya membaik ke depan," ujar Adi Prayitno, Selasa (18/7/2023).

Adi menyinggung bahwa Paloh bukan hanya senior, melainkan juga berjasa dan memiliki kontribusi penting terhadap kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.

Sebelum mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal Capres dengan agenda perubahan pun, Paloh dan NasDem dianggap selalu loyal kepada Jokowi.

"Banyak hal perlu dikompromikan. Pada prinsipnya, Jokowi butuh Surya Paloh, Surya Paloh butuh Jokowi. Tinggal bagaimana mengompromikan titik kepentingan politik masing-masing," ucap Adi.

Dari sisi Paloh, eks politikus Golkar itu diprediksi membutuhkan sokongan Jokowi terkait pencapresan Anies, sebuah "cawe-cawe" berupa dukungan politik hingga endorsement sebagimana yang Jokowi kerap tunjukan kepada Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Efek elektoral yang diperoleh dari mengasosiasikan kandidat Capres dengan Jokowi, menurut Adi, masih cukup besar. Paloh juga dinilai berharap agar NasDem tak lagi diperlakukan sebagai anak tiri di kabinet.

"Tentu Surya Paloh nerharap Jokowi juga mendukung jagoan politiknya. Apa pun itu, Anies adalah mantan menteri Jokowi," ujar Adi.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved