Berapa Jarak yang Dibutuhkan Kereta Api untuk Mengerem? Simak Penjelasan KAI
Penyebab kereta tidak bisa berhenti mendadak adalah karena panjang dan bobotnya
TRIBUNLOMBOK.COM - Kereta api memerlukan jarak tertentu untuk berhenti setelah mengerem dari kecepatan normalnya.
Direktur Keselamatan dan Keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Sandry Pasambuna mengatakan, kereta api yang tengah melaju pada jalurnya membutuhkan jarak 500 meter untuk benar-benar bisa berhenti.
"Karena kereta pada saat mengerem itu kurang lebih 500 meter baru berhenti," kata dia saat tampil di Kompas TV, Rabu (19/7/2023).
Dia pun mengimbau kepada masyarakat pengguna jalan agar mematuhi rambu pada perlintasan kereta api.
Ia meminta para pengendara agar tertib dan jangan menerobos ketika mendengar suara sirine menyala dan pintu perlintasan ditutup.
Baca Selanjutnya: Update kecelakaan ka brantas tabrak truk di semarang korban luka dirawat di rsup kariadi
"Begitu juga dengan masyarakat pengguna lainnya, motor tolong ketika sudah ada tanda sirine palang pintu sudah turun jangan menerobos," kata Sandry.
Penyebab kereta tidak bisa berhenti mendadak adalah karena panjang dan bobot kereta.
Hal ini disebabkan karena bobot kereta yang dapat mencapai ribuan ton memerlukan energi yang besar agar dapat menghentikan lajunya.
Dilansir dari Minnesota Operation Livesaver via Tribunnews, kereta membutuhkan 1,6 kilometer untuk benar-benar berhenti sejak melakukan pengereman.
Hal ini merupakan perhitungan dengan rata-rata panjang kereta 16 sampai 20 meter yang bergerak dengan kecepatan 88 hingga 128 kilometer per jam.
Bobot kereta yang bergerak mencapai 6.000 ton, hal itu memerlukan energi yang besar untuk membuat kereta bisa berhenti.
Semakin besar dan berat kendaraan, maka jarak yang dibutuhkan agar kendaraan bisa berhenti akan semakin panjang.
Hal kedua yang mejadi alasan kereta api tidak bisa berhenti mendadak adalah sistem pengeremannya.
Perlu diketahui, sistem pengereman kereta berbeda dengan yang ada pada kendaraan lainnya, seperti mobil.
Ketika kereta bergerak, itu artinya kereta menghasilkan energi kinetik yang besar.
Energi inilah yang harus diubah untuk membuat kereta berhenti.
Dilansir dari Kompas.com, ada dua cara yang sudah diterapkan untuk menghentikan laju kereta api.
Pertama adalah pengereman balok, dimana ada balok yang menempel di roda sehingga menghasilkan energi panas untuk memperlambat laju kereta.
Kedua adalah rem udara, yakni udara yang akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat kereta perlahan berhenti.
Meskipun kini kereta sudah banyak yang dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak.
Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat.
Baca Selanjutnya: Kecelakaan ka brantas di semarang berawal dari truk yang nyangkut pakar transportasi angkat bicara
Hasil Investigasi Kecelakaan KA Brantas
Kereta Api (KA) 112 Brantas relasi Pasar Senen - Blitar menabrak truk low bed di perlintasan Jalan Madukoro Raya, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023).
Dampaknya, truk terbakar hebat dan turut membakar bagian hidung lokomotif.
Saat kecelakaan terjadi, truk low bed tanpa muatan melintang di atas rel kereta karena truk tiba-tiba mogok dan pengemudi gagal menyalakan lagi mesin truk.
Truk berhenti karena bagian bawah bodi tersangkut rel.
hasil investigasi sementara peristiwa kecelakaan KA Brantas yang tabrak truk di palang pintu Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023) malam.
Diketahui, KA Brantas menabrak truk yang mogok di tengah rel kereta api.
Ternyata, truk bernomor polisi B 9943 IG tersebut posisinya mengambang di tengah rel karena kontur jalan yang naik-turun.
Mengutip TribunJateng.com, hal tersebut dikonfirmasi oleh Dirlantas Polda Jateng, Kombes Agus Suryo Nugroho.
"Truk trailer berhenti lalu mengambang di perlintasan kereta api kemudian tertabrak," ucapnya.
Truk tersebut juga ternyata merupakan truk yang membawa trailer lowbed yang didesain khusus berupa banyak sumbu roda di bagian belakang.
Bentuknya lowbed juga cenderung ceper atau ground clearance rendah.
(Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jangan Terobos Palang Perlintasan Saat Sirine Berbunyi, Kereta Butuh 500 Meter untuk Mengerem
KAI EXO Akan Sambangi Jakarta, Siap Gelar Konser Solo Pertama Setelah Wamil! |
![]() |
---|
DPD KAI NTB Gelar Konferdalub 2024, Oke Wiredarme Terpilih Jadi Ketua Presidium Secara Aklamasi |
![]() |
---|
Naskah 'Bo Sangaji Kai' Bima Kantongi Sertifikat IKON |
![]() |
---|
5 Pemain Arsenal yang Bisa Bersinar di English Premier League 2024/2025: Bukayo Saka dan Declan Rice |
![]() |
---|
Daftar Hari Nasional Selama Bulan September |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.