Berita Bima

Sapi Peternak Bima di Jabodetabek Diborong Pengusaha Kalimantan, Awalnya Tak Laku saat Idul Adha

Sapi peternak Bima dihargai pada rentang Rp8,5 juta hingga Rp11 juta untuk dijadikan bibit

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Peternak Bima sedang menyortir sapi miliknya berdasarkan bobot untuk menentukan harga jual kepada pengusaha. Sapi peternak Bima dihargai pada rentang Rp8,5 juta hingga Rp11 juta untuk dijadikan bibit di Kalimantan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Kata bijak jika sudah rezeki tak akan kemana, sepertinya cocok disematkan kepada peternak sapi asal Bima yang masih bertahan di Jabodetabek saat ini.

Bertahan dengan harapan, akhirnya ribuan sapi-sapi yang hendak dijual untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha 2023 tersebut ada yang membelinya.

Seorang pengusaha dari Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, Wayan Sukatno memborong sapi-sapi asal Bima dengan jumlah banyak.

Adi Baharuddin merupakan satu di antara peternak sapi Bima yang masih bertahap di Jabodetabek saat ini mengakuinya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Peternak Sapi Asal Bima Ungkap Praktik Pungli Oleh Oknum dari Institusi Berbeda

Sapi miliknya diborong sebanyak 21 ekor dengan harga Rp8.500.000.

Tapi ada juga sapi milik peternak lain yang dibeli dengan harga Rp9.500.000, hingga Rp11.500.000 tergantung dari bobot sapi.

Menurut Adi, pengusaha tersebut memborong sapi Bima bukan untuk pedaging tapi untuk kebutuhan bibit di Kalimantan dan sekitarnya.

"Total yang dicari itu 1.300 ekor, karena kami sempat lakukan pertemuan melalui zoom dan disampaikan," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Asosiasi Peternak dan Pedagang Bima Indonesia, Furkan yang dihubungi terpisah, saat ini ada beberapa pengusaha yang mengincar sapi asal Bima.

"Pak Wayan itu salah satunya saja, masih ada beberapa pengusaha lain juga yang siap memborong," ungkap Furkan.

Ia mengakui, keberadaan para pengusaha tersebut menjadi angin segar bagi peternak yang masih bertahan di Jabodetabek saat ini.

Pengusaha bernama Wayan saja, baru menyerap 300 ekor sapi dari kebutuhan yang dicari sebanyak 1.300 ekor.

"Sampai hari ini masih dihimpun pada sejumlah kandang yang tersebar di Jabodetabek," sebutnya.

Kesulitan saat ini, beber Furkan, letak kandang-kandang sapi yang menyebar dan jauh jaraknya sehingga menyulitkan pengusaha untuk bernegosiasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved