Pilpres 2024

SBY Mimpi Naik Kereta Api Bersama Jokowi dan Mega dari Stasiun Gambir ke Jateng dan Jatim

Setelah itu, dalam mimpinya, SBY mengatakan bahwa ketiga presiden itu telah ditunggu oleh Presiden ke-8 RI.

|
Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA/DOK PRIBADI
Politikus senior Partai Demokrat menggunggah lukisan SBY ini di akun Instagramnya, Rabu (14/6/2023). Setelah dua periode menjabat sebagai presiden, SBY lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melukis. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bermimpi melakukan perjalanan menggunakan kereta api bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikan SBY melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, Senin (19/6/2023).

Kompas.com sudah mendapatkan izin dari Partai Demokrat untuk mengutip cuitan tersebut.

Baca juga: Agus Harimurti Yudhoyono: Mbak Puan Seperti Kakak Saya Sendiri

“Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya, kami bertiga menuju Stasiun Gambir,” ujar SBY.

Setelah itu, dalam mimpinya, SBY mengatakan bahwa ketiga presiden itu telah ditunggu oleh Presiden ke-8 RI. Meskipun SBY tak menyebutkan siapa figur tersebut.

“Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia ke-8 dan beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai,” ungkap dia.

Kemudian, ketiganya menaiki kereta api tersebut dan melakukan perjalanan ke lokasi masing-masing. Dalam perjalanan tersebut, SBY, Jokowi dan Megawati pun menyapa masyarakat.

“Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan,” ucap dia.

Terakhir, dalam mimpinya, SBY menceritakan bahwa ia dan Jokowi berhenti di Solo, Jawa Tengah. SBY kemudian melanjutkan perjalanan ke pacitan dengan bus.

“Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno,” imbuh dia.

Cuitan SBY itu disampaikan sehari setelah pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang merupakan putri Megawati dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Keduanya bertemu dan berbincang selama 1 jam lebih di kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023) pagi.

Dalam pertemuan tersebut, Puan dan AHY mengaku sama-sama menganggap hubungannya seperti kakak dan adik. AHY pun menuturkan bahwa komunikasi keduanya menunjukan bahwa anggapan PDIP dan Demokrat tak bisa bekerja sama sudah terbantahkan.

Partai Demokrat dan PDIP memiliki sikap yang berbeda. Dalam pemerintahan Presiden Jokowi, PDIP menjadi partai koalisi pemerintah, sedangkan Demokrat mengambil sikap sebagai partai oposisi.

Pada periode 2004-2019, saat SBY menjabat sebagai presiden, PDIP memilih berada di posisi oposisi.

Jelang Pilpres 2024, PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal
calon presiden (Cacapres) bersama PPP, Partai Hanura, dan Perindo.

Sedangkan Demokrat telah membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama NasDem dan PKS. Ketiga Parpol tersebut mengusung Anies Baswedan sebagai Bacapres.

Kesamaan pandangan dengan PDIP

Partai Demokrat mengakui mempunyai sejumlah kesamaan pandangan dengan PDIP. Kesamaan pandangan ini baru diketahui ketika Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdiskusi dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Hutan Kota Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut, kesamaan pandangan tersebut perihal isu kebangsaan, kenegaraan, dan kerakyatan.

"Kita ada perbedaan, tetapi kita juga ada kesamaan," kata Herzaky dalam program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Senin (19/6/2023).

Herzaky pun mengungkapkan kesamaan pandangan yang dimiliki Demokrat dan PDIP. Misalnya, kedua partai ini sama-sama menolak jabatan presiden menjadi tiga periode.

Demokrat dan PDIP juga mempunyai keinginan yang sama agar pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan damai, demokratis, jujur, dan adil. Selain itu, Demokrat dan PDIP juga sama-sama menolak wacana penundaan Pemilu 2024 yang sempat mengemuka beberapa waktu lalu.

"Jadi di situ yang bisa kita sama-sama cermati, ternyata terkait isu kebangsaan ada kesamaan pandangan," tegas Herzaky.

Herzaky juga menegaskan bahwa kedua partai telah menyatakan untuk saling menghormati satu sama lain, terutama perihal keputusan koalisi dalam menghadapi Pilpres 2024.

"Kita sudah punya posisi masing-masing, tapi terus kita jajaki komunikasi karena bagaimanapun proses ini masih panjang," ujar Herzaky.

"Kita tidak mau berhenti di isu-isu jangka pendek, tapi kalau bagi Demokrat isu-isu jangka panjang," pungkas dia. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved