Sirkuit Mandalika
Bupati Loteng Kecewa Mandalika Disebut Rugi, Ungkap Ratusan Makam Leluhur Dibongkar Demi Sirkuit
Lalu Pathul Bahri juga sangat kecewa atas pernyataan InJourney yang terkesan menganggap pengembangan KEK Mandalika hanya mewariskan utang.
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Rencana InJourney selaku holding BUMN untuk menghapus event balap World Superbike (WSBK) ditentang Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri.
Lalu Pathul Bahri juga sangat kecewa atas pernyataan InJourney yang terkesan menganggap pengembangan KEK Mandalika hanya mewariskan utang.
Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.
Terlebih InJourney berencana menghapus event balap WSBK di Sirkuit Mandalika karena pengelola rugi.
"Saya kecewa kalau ada yang bilang rugi. Kalau ada indikasi tidak mau majukan KEK Mandalika ini ya sejak awal tidak usah buat KEK di sini," kata Lalu Pathul Bahri, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Pengamat Pariwisata Beri Saran kepada InJourney untuk Pengembangan Sirkuit Mandalika
Lalu Pathul Bahri menyebut besarnya pengorbanan warga lingkar Sirkuit Mandalika agar proyek tersebut terwujud.
Warga rela membongkar rumahnya, bahkan ratusan makam leluhur mereka pindahkan demi pembangunan Sirkuit Mandalika.
Dukungan pemerintah daerah tidak pernah kurang-kurang untuk pengembangan KEK Mandalika.
"Ratusan kuburan nenek moyang kami telanjur dipindahkan dari Mandalika demi terbangunnya Sirkuit Mandalika. Ini kita lakukan demi cita-cita Presiden Joko Widodo. Lalu sekarang dibilang ini rugi? Ini jelas mendiskreditkan kami di Pemda Lombok Tengah," kata Pathul.
Padahal, kata Pathul, pihaknya sangat mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus dan pembangunan Sirkuit Mandalika dengan ikut dalam menyelesaikan persoalan lahan.
Bupati pun menilai bahwa pernyataan dari pihak InJourney yang menyatakan rugi sama halnya dengan mendiskreditkan masyarakat Kabupaten Lombok Tengah.
Pernyataan InJourney tersebut berpotensi membuat investor ragu berinvestasi. Sehingga menyebabkan kerugian lebih besar lagi.
"Akhirnya kan para investor mikir untuk masuk kan ini sebuah kerugian besar bagi kami di Loteng," kata Pathul.
Pathul menegaskan, sejauh ini Pemkab Lombok Tengah tidak memiliki kapasitas untuk melakukan pengawasan.
"Kami masyarakat Lombok Tengah tidak tahu karena tidak ada kapasitas ini dalam laporan mereka,” kata Pathul.
Untuk diketahui, mega proyek pengembangan kawasan Mandalika NTB meninggalkan setumpuk utang hingga membuat pengelola kebingungan membayar cicilan.
Adapun pengembang kawasan tersebut ialah PT. ITDC yang merupakan anggota holding BUMN PT InJourney.
Direktur Utama InJouney, Dony Oskaria mengatakan, akibat langsung dari penugasan pemerintah untuk pengembangan Mandalika, ITDC kini harus menanggung utang sebesar Rp 4,6 triliun.
"Itu waktu kita mengambil alih Mandalika itu posisinya adalah mereka mempunyai short term liabilities Rp 1,2 triliun. Mereka mempunyai long term liabilities Rp 3,4 triliun," kata Dony, saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, yang disiarkan dari kanal Youtube Komisi VI DPR RI, dikutip pada Jumat (16/6/2023).
Dony yang mewakili InJouney meminta pemerintah dan DPR mengucurkan uang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) agar kelangsungan bisnis ITDC tetap terjaga.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Ratusan Kuburan Nenek Moyang Kami Telanjur Dipindahkan dari Mandalika, lalu Sekarang Dibilang Ini Rugi?"", Klik untuk baca:
Melihat Ketatnya Scrutineering Mobil Balap MFoS 2025, Jadi Fondasi Utama Keselamatan Pembalap |
![]() |
---|
3 Fakta Menarik Balapan MFoS & Kejurnas ITCR 2025: Diikuti 150 Kendaraan hingga Pecahkan Rekor |
![]() |
---|
MGPA Tambah Starting Grid di Sirkuit Mandalika Jelang Kejurnas ITCR 1200 |
![]() |
---|
Komut Pertamina Iwan Bule Jajal Aspal Sirkuit Mandalika, Puji Kebersihan dan Penataannya |
![]() |
---|
Kejurnas Balap Mobil ITCR Siap Digelar di Sirkuit Mandalika, MGPA Mudahkan Biaya Pendaftaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.