Pilpres 2024

Menilik Hubungan SBY dan Megawati, Pernah Perang Dingin Selama 13 Tahun

Rencana pertemuan ini tentu saja menimbulkan tanda tanya bagi banyak pihak, lantaran PDIP dan Demokrat dikenal berseberangan sejak lama.

Editor: Dion DB Putra
Tim dokumentasi Jusuf Kalla via Kompas.com
Para tokoh nasional tampak menghadiri Gala Dinner G20 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11/2022) malam. Tampak dalam foto: Ketua DPR Puan Maharani, Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Puan Maharani sudah menjadwalkan pertemuan dengan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Rencana pertemuan ini tentu saja menimbulkan tanda tanya bagi banyak pihak, lantaran PDIP dan Demokrat dikenal berseberangan sejak lama.

Baca juga: Gus Choi Curiga PDIP Punya Niat Buruk Terkait Rencana Pertemuan Puan dengan AHY

Terlebih Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDIP, Megawati pernah bersitegang, meski kini tampaknya hubungan mereka sudah membaik. Juga, kedua partai ini sudah sama-sama memiliki Capres masing-masing.

Demokrat yang tergabung di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama NasDem dan PKS mengusung Anies Baswedan, sedangkan PDIP memilih Ganjar Pranowo.

Terkait rencana pertemuan PDIP dan Demokrat, SBY menyambut positif rencana pertemuan partainya dengan PDIP. SBY menilai setiap pertemuan yang didasari niat baik akan selalu membawa kebaikan.

Pertemuan tersebut dinilai sebagai salah satu upaya berbaikan antara PDIP dan Demokrat.

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, Puan mengambil peran pencair suasana yang seolah-olah memberikan sindiran.

"Mbak Puan sudah mengambil peran sebagai ice breaker ini 'kan seolah-olah sindiran nih, kalau putra-putri bisa bertemu, masak orangtuanya (SBY-Mega) nggak mau bertemu," ujarnya, Senin (12/6/2023).

Kedekatan SBY dan Megawati

Saat Mega menjadi Presiden ke-5 RI, ia menunjuk SBY sebagai Menko Polkam. Padahal, kala itu santer kabar yang mengatakan SBY terlibat dalam tragedi Kerusuhan 27 Juli (Kuda Tuli) yang menghancurkan Kantor DPP PDI (nama PDIP di era Orde Baru).

Tak hanya itu, status SBY yang merupakan menantu Sarwo Edhie Wibowo, juga menjadi sorotan kala itu. Pasalnya, Sarwo Edhie Wibowo adalah orang yang dianggap berseberangan dengan Presiden Soekarno.

Elite PDIP pun sempat mempertanyakan sikap Mega tersebut. "Megawati yang lebih mengedepankan rekonsiliasi nasional dan semangat persatuan, mengatakan, 'Saya mengangkat Pak SBY sebagai Menko Polkam bukan karena menantu Pak Sarwo Edhie'," ungkap Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, lewat keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021), saat menceritakan alasan Mega memilih SBY sebagai menteri, dilansir Kompas.com.

"Saya mengangkat dia karena dia adalah TNI, Tentara Nasional Indonesia. Ada 'Indonesia' dalam TNI, sehingga saya tidak melihat dia menantu siapa. Kapan bangsa ini maju kalau hanya melihat masa lalu?" lanjut Hasto menirukan ucapan Mega.

Menjelang Pilpres 2024, SBY mundur sebagai menteri Mega karena berniat maju sebagai Capres. Kepada mantan Sekjen Demokrat, Marzuki Alie, SBY mengungkapkan niatnya ingin berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK), yang kala itu juga menjabat sebagai Menko Kesra di pemerintahan Mega.

"Waktu itu Pak SBY menyampaikan ke saya akan berpasangan dengan Pak JK," cerita Marzuki Alie di YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Februari 2021.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved