Berita Bima

Fenomena Tanah Retak di Bima, Tim PVMBG Sebut Potensi Gerakan Susulan Masih Ada

Muhammad Kibar selaku Ketua Tim PVMBG Badan Geologi ESDM menjelaskan, lokasi terdampak Desa Kaowa, Lambitu tersebut disebabkan beberapa faktor.

Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
ISTIMEWA
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung mengecek retakan tanah di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. 

Vegetasi yang memiliki akar yang kuat dan dalam, sehingga bisa memperkuat kestabilan lereng.

Bangunan yang rusak dan berada area terdampak/jalur retakan, yang berpotensi terjadinya gerakan tanah susulan, sebaiknya direlokasi ketempat yang lebih aman dari ancaman bencana gerakan tanah.

"Lokasi ini masih berpotensi untuk terjadi gerakan tanah susulan, sehingga perlu sosialisasi ke masyarakat agar lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah," tandas Kibar.

Untuk diketahui, fenomena retakan tanah di Bima terjadi pada 2 tempat yang berbeda.

Yakni di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo dan di Desa Kaowa Kecamatan Lambitu.

Letak 2 Kecamatan ini cukup jauh dan memiliki karakteristik geografi yang berbeda.

Desa Sanolo berada di dataran rendah, bahkan berhadapan dengan wilayah laut.

Sedangkan Desa Kaowa, berada di dataran tinggi pegunungan.

Namun keduanya memiliki fenomena yang sama, yakni retakan tanah yang diawali lebih dulu di Desa Kaowa, baru kemudian muncul di Desa Sanolo, tepatnya di Dusun Muku.

(*)

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved