Berita Lombok Timur

Kemenag Lombok Timur Evaluasi Standar Pembelajaran Demi Keamanan Santri

Sejumlah tindakan kekerasan seksual terjadi di lingkungan pondok pesantren (Ponpes) di Lombok Timur.

|
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Kepala Seksi (Kasi) Ponpes di Kemenag Lombok Timur, H. Hasannuddin. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Sejumlah tindakan kekerasan seksual terjadi di lingkungan pondok pesantren (Ponpes) di Lombok Timur.

Untuk itu, Kementrian Agama (Kemenag) Lombok Timur juga telah mengupayakan langkah-langkah untuk melakukan pengawasan secara intens terhadap Ponpes yang ada.

Salah satu caranya adalah, memetakan Ponpes sesuai dengan fokus pembelajarannya, dan itu yang akan menjadi branding dasar dari Ponpes, hingga jelas arah pembelajaran yang akan ditempuh di Ponpes tersebut nanti.

Demikian disampaikan, Kepala Seksi (Kasi) Ponpes di Kemenag Lombok Timur Hasannuddin menjawab TribunLombok.com, Rabu (24/5/2023).

Baca juga: 3 Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes Dapat Pendampingan LPSK

"Itulah menjadi PR saya, saya minta 6 bulan kepada Kemenag yang baru begitu saya di Lombok Timur, jadi saya akan petakan Ponpes," ucapnya.

Dikatakannya, kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan Ponpes dikarenakan belum jelasnya Ponpes dalam hal pembelajaran.

Hingga seperti yang terjadi di Ponpes di Kecamatan Sikur, dalam pembelajarannya kerap kali membahas hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat islam.

Hal itu imbas dari, belum sepenuhnya masyarakat tahu apa yang menjadi fokus pembelajaran di Ponpes tersebut.

Baca juga: Dua Pimpinan Ponpes Cabuli Santriwati dengan Rayuan Surga Ditangkap Polda NTB

"Kenapa seperti itu, karena kita tidak ada branding, saya ingin memetakan seperti ini, kalau ustaznya ahli fikih maka kita akan fokuskan untuk berbicara soal fikih saja, kalau nahu ya nahu saja, tahfis ya tahfis saja, dan begitu seterusnya," terangnya.

"Hingga begitu ini ada kita akan sampaikan secara luas kepada masyarakat, kalau anaknya mau dijadikan ahli fikih ya masukkan ke situ kalau ahli tahfis masukan ke sini ada pilihan, kan banyak di kecamatan ini pondok yang bisa begitu," lanjutnya.

Akan tetapi saat ini, sambungnya, banyak Ponpes yang ada tidak jelas apa yang mereka ajarkan.

Selain itu juga para wali santri tidak mempunyai pandangan awal ketika memasukkan anak mereka nyantri di sana.

Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual di Ponpes Lombok Timur Buktikan Daerah Ini Tidak Aman Bagi Anak

"Sekarang ini semua seperti serbuk saja, ngajar nahu, saraf dan segala macamnya dan kadang tidak berbentuk dan siapa yang melihatnya, ya yang punya kemampuan saja," katanya.

Untuk itu, ia menargetkan, dalam 6 bulan ke depan, pihaknya harus membuat branding dasar di Ponpes yang ada di Lombok Timur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved