Konsorsium ADARA NTB Launching Desa Bisnis Inklusif Ekowisata Tenun di Sukarara Lombok Tengah

Menurutnya, semua orang tahu Sukarara merupakan desa wisata tenun di Pulau Lombok sehingga penekanannya adalah desa ekowisata.

|
Penulis: Sinto | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri (ketiga dari kanan) hadir dalam acara launching Desa Bisnis Inklusif Ekowisata tenun Sukarara, Selasa (16/5/2023).Hadir juga Project Manager Program Indonesia Women In Leadership (I-Wil), Susi Herawati. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Konsorsium ADARA Nusa Tenggara Barat launching desa bisnis inklusif ekowisata tenun Sukarara di Balai Kesenian Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, Selasa (16/5/2023).

Hadir dalam acara tersebut Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, Project Manager Program Indonesia Women In Leadership (I-Wil), Susi Herawati, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.

Baca juga: Kadis Koperasi dan UMKM Lombok Timur Sambut Baik Desa Bisnis Inklusif yang Dirintis ADARA NTB

Koordinator Konsorsium ADARA NTB, Muhammad Juaini mengatakan, konsorsium ADARA NTB memilih desa tenun Sukarara karena tenun Sukarara ikonik, berkualitas dan sangat digemari.

Menurutnya, semua orang tahu Sukarara merupakan desa wisata tenun di Pulau Lombok sehingga penekanannya adalah desa ekowisata.

"Meskipun ikonik, kami melihat desa wisata tenun Sukarara tidak identik dengan kesejahteraan para penenun. Bahwa penenun tidak serta merta menikmati hasil tenunan. Harga beli di penenun sangat jauh dibandingkan dengan harga jual apalagi pembelinya para turis mancanegara," kata Muhammad Juaini.

Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri hadir dalam acara launching Desa Bisnis Inklusif Ekowisata tenun Sukarara, Selasa (16/5/2023).Hadir juga Project Manager Program Indonesia Women In Leadership (I-Wil), Susi Herawati.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri hadir dalam acara launching Desa Bisnis Inklusif Ekowisata tenun Sukarara, Selasa (16/5/2023).Hadir juga Project Manager Program Indonesia Women In Leadership (I-Wil), Susi Herawati. (TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO)

Juaini menambahkan, margin harga di tingkat penenun dengan pasar sangat timpang sehingga ADARA NTB coba untuk mengorganisir penenun di desa tersebut.

Konsorsium ADARA NTB mendorong agar penenun menyadari fakta-fakta tersebut.

Guna memberikan kesejahteraan kepada para penenun, ADARA NTB menginisiasi adanya Lumbung Sensek yang terdiri dari para penenun, penjahit dan semua unsur terkait lainnya.

Di dalamnya termasuk keluarga para penenun yangmenanam kapas dan tumbuhan pewarna alam yang digunakan sebagai bahan baku untuk penenun.

"Kelompok tersebut bukan hanya sebagai wadah penenun. Namun pula sebagai galeri atau pemasar sehingga para penenun yang sebagian besar perempuan ini tidak perlu lagi untuk menjual hasil tenunnya ke mana-mana," kata Wen, sapaan akrab Muhammad Juaini.

Konsorsium ADARA NTB merupakan konsorsium dari singkatan adil, damai, setara yang mencerminkan visi kedua lembaga yang bergabung dalam konsorsium.

Kedua lembaga tersebut yaitu gema alam NTB yang berkantor di Lombok Timur dan LBH Apik NTB yang berkantor di Kota Mataram.

Seluruh lembaga tersebut bergabung bersama-sama dalam sebuah program yang disebut Indonesia Women In Leadership (I-Wil).

Terdapat tiga pilar yang dikembangkan yaitu penghapusan kekerasan  berbasis gender termasuk pernikahan usia anak,  pemberdayaan ekonomi perempuan dan peningkatan akses dan ekonomi masyarakat.

Konsorsium ADARA Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 2018 hingga 2023 ini melaksanakan program I-WIL yang berlokasi di sembilan desa yaitu 6 desa di Kabupaten Lombok Tengah dan 3 desa di Kabupaten Lombok Timur. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved