Pilpres 2024

TGB Bisa Bersaing Jadi Cawapres, Pengamat Ingatkan Belum Jelasnya Arah Politik

Bahkan nama TGB digadang-gadang cocok mendampingi 3 nama Calon Presiden (Capres) dengan hasil survei tertinggi saat ini.

Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kanan) dan Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi di Mataram pada Sabtu (18/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Sejumlah elit politik Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi masuk dalam bursa Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk Pemilu 2024.

Bahkan nama TGB digadang-gadang cocok mendampingi 3 nama Calon Presiden (Capres) dengan hasil survei tertinggi saat ini, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Akan tetapi, TGB yang saat ini menjadi ketua harian Perindo belum masuk dalam radar 3 kandidat Capres.

Hal ini mengingat kepastian Perindo yang akan mengusung namanya masih belum jelas.

Hal tersebut disampaikan langsung pengamat politik NTB Erwin Hidayat menjawab TribunLombok.com, Selasa (2/5/2023).

Baca juga: TGB Zainul Majdi Soroti Perilaku Ganas Anak Muda yang Bikin Heboh Belakangan Ini

"Boleh saja para elite NTB mengusulkan TGB sebagai Cawapres, tapi di sini kita harus cermat juga melihat berapa indikator penting yang harus dimiliki setiap kandidat calon," ucapnya.

Indikator yang paling utama, kata dia, diantaranya elektabilitas, kualitas, dan juga keuangannya.

Walau dari segi ilmu dan track record TGB dengan Cawapres lain bisa diadu, tapi beberapa indikator tersebut harus terpenuhi.

Hal ini untuk meyakinkan para petinggi partai dan para kandidat Capres yang lainnya.

Terlebih saat ini, Partai yang dipegang TGB yakni Perindo menurutnya belum jelas arah politiknya.

Mengingat, hingga saat ini Partai Perindo belum menentukan sikap pada koalisi mana ia akan bergabung, apakah akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), atau koalisi Perubahan.

"Ini juga menentukan karena para elit akan bersepakat untuk mendapatkan jatah apa ke depannya," kata dia.

Lebih lanjut Erwin yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pembina RSI NTB itu menerangkan, TGB dalam hal ini harus bekerja ekstra meningkatkan elektabilitasnya.

Salah satu caranya yakni dengan menggenjot silaturahmi politik dengan tujuan mencari celah koalisi yang menjanjikan.

Selain itu, tentu saja Ketua Umum partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT), harus bisa meyakinkan para ketua partai besar yang sudah mendeklarasikan Capresnya.

"Menonjolkan figur TGB cocok dipromosikan menjadi salah satu Cawapres dilihat dari elektabilitas yang tinggi di wilayah timur Indonesia, akan tetapi namanya politik itu dinamis dan di sini juga kita juga belum tau apa maunya HT," tegasnya.

Selama ini, kata dia, semua pihak pasti bersepakat tentang belum jelasnya arah politik dari HT sendiri.

Apakah TGB memang direkrut karena ingin memunculkannya sebagai kandidat Cawapres, atau TGB direkrut untuk suksesi HT dengan tujuan politiknya serta bertujuan untuk menaikkan elektabilitas Partai Perindo.

Apalagi beberapa waktu silam, HT secara jelas mengatakan Perindo dalam hal ini belum secara resmi mengatakan nama TGB diusung sebagai kandidat Cawapres.

Dimana, usulan TGB jadi Cawapres muncul berdasarkan masukan dari daerah saat Ketua Harian Perindo itu berkeliling di beberapa provinsi.

"Terlebih perlu kita ingat-ingat lagi, dulu HT sempat diributkan jadi Capres atau Cawapres, hingga perlu kita pertanyakan kembali apakah TGB direkrut untuk mendongkrak suara partai, naikkan elektabilitas HT dan popularitasnya atau untuk karpet merah TGB sendiri, patut dinantikan," ujar Erwin.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved