Jasad Pratu Miftahul Arifin di Papua Belum Dievakuasi, TNI Naikkan Status Operasi Jadi Siaga Tempur

proses evakuasi terhadap jenazah Pratu Miftahul Arifin korban baku tembak dengan KST di Nduga Papua hingga saat ini masih diupayakan

(Surya/pramita kusumaningrum/istimewa)
Pratu Miftahul Arifin, prajurit TNI yang gugur ditembak KST saat baku tembak TNI dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023). proses evakuasi terhadap jenazah Pratu Miftahul Arifin korban baku tembak dengan KST di Nduga Papua hingga saat ini masih diupayakan. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Korban baku tembak TNI dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023) Pratu Miftahul Arifin belum dievakuasi.

Jenazah prajurit TNI dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri Yonif Raider 321/Galuh Taruna (Yonif R 321/GT) tergeletak di jurang yang curam.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengemukakan, evakuasi Pratu Miftahul Arifin juga terkendala cuaca buruk

"Belum dievakuasi lantaran cuaca buruk dan juga lokasinya yang curam," ujar Yudo Selasa (18/4/2023), seperti dilansir Tribun-Papua.com via Tribunnews.

Yudo menegaskan, proses evakuasi terhadap jenazah Pratu Miftahul Arifin hingga saat ini masih diupayakan.

Baca Selanjutnya: Update evakuasi jenazah pratu miftahul arifin di nduga papua terkendala cuaca buruk lokasi curam

"Karena cuaca, proses evakuasinya terhambat, tetapi sedang diupayakan," jelasnya.

Selain itu empat orang lainnya yang mengalami luka-luka akibat kontak tembak telah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Mimika.

"Hingga saat ini ada empat personel dari total 36 personil tersebut," kata Yudo.

Mabes TNI mengemukakan kontak tembak dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Mugi-mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/4/2023).

Terungkap bahwa prajurit TNI yang diserang KST itu sedang dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air yang masih dalam kondisi disandera.

Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono menjelaskan, prajurit yang diterjunkan itu dari Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna.

"Prajurit yang bertugas melakukan operasi SAR pilot Susi Air," urainya, Minggu (16/4/2023) seperti dikutip dari Tribunnews.

Ia menjelaskan prajurit TNI dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri Yonif Raider 321/Galuh Taruna (Yonif R 321/GT) tersebut tengah bertugas melakukan Operasi SAR pilot Susi Air.

Julius belum merinci korban jiwa ataupun luka akibat kontak tembak yang terjadi pada Sabtu (15/4/2023) sekira pukul 16.30 WIT dimaksud.

Dia menambahkan, pihaknya belum dapat berkomunikasi lebih lanjut dengan prajurit di lokasi karena kendala hujan dan berkabut.

"Upaya memberikan bantuan dan evakuasi tetap dilaksanakan," imbuhnya.

Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang sedang melaksanakan tugas di wilayah Kabupaten Nduga, Papua diserang dan ditembak oleh gerombolan KST pada Sabtu (15/4/2023) pukul 16.30 WIT.

"Bahwa benar Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam Kab Nduga diserang dan ditembak oleh gerombolan KST, Sabtu (15/4/2023) pukul 16.30 WIT," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangan resmi, Minggu (16/4/2023).

Terkait kabar yang menyebutkan sembilan prajurit gugur dalam kontak tembak tersebut, Julius mengatakan sampai Minggu (15/4/2023) pukul 14.03 WIB hanya satu prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin dari Satgas Yonif R/321 GT yang gugur.

Miftahul Arifin gugur saat menjalankan tugas operasi penyelamatan pilot Susi Air.

Disinggung soal upaya penyelamatan terhadap Pilot Susi Air, Laksamana Yudo Margono mengatakan, pihaknya tetap melakukan pencarian.

"Dengan kondisi saat ini, apalagi untuk daerah tertentu, kami ubah menjadi operasi siaga tempur."

Baca juga: Update Kontak Tembak TNI dengan KST di Mugi-Mam Papua: Jumlah Korban Hingga Kronologi

"Jadi operasi ini statusnya sudah ditingkatkan," tegas Yudo.

Di sisi lain, Panglima TNI mengatakan, pasukan TNI tak akan bersikap humanis dalam menghadapi KKB di Papua.

Ia menegaskan, operasi humanis di Papua bukan ditujukan untuk KKB, melainkan dalam membantu masyarakat.

"Operasi humanis itu bukan untuk KKB, tapi untuk semua masyarakat."

"Melihat KKB tadi kontak masa kita humanis, ya habis," ujar Yudo, Selasa.

Yudo menjelaskan, maksud dari bersikap humanis tersebut adalah jajaran TNI yang siap sedia untuk membantu aktivitas masyarakat.

"Humanis itu kalau ada masyarakat yang bersama kita menjaga daerahnya, melangsungkan kegiatan rumah tangga, menyekolahkan anak-anaknya, kita pandu dengan humanis."

"Tapi ketika kontak tembak harus timbul naluri tempur prajurit, harus muncul. Makanya harus siap tempur tadi," papar Yudo.

(Tribunnews.com/Tribun-Papua.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul Arifin di Nduga Papua: Terkendala Cuaca Buruk, Lokasi Curam

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved