Pemkot Mataram Bongkar Lapak PKL di Trotoar Jalan Lingkar Selatan, Pedagang Pasrah

Anggota Satpol PP Kota Mataram bersama tim gabungan membongkar lapak-lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar jalan, Senin (3/4/2023).

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/SIRTUPILLAILI
Anggota Satpol PP Kota Mataram membongkar lapak PKL yang ada di Jalan Lingkar Selatan, Senin (3/4/2023). 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Anggota Satpol PP Kota Mataram bersama tim gabungan membongkar lapak-lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar jalan, Senin (3/4/2023).

Lapak-lapak liar yang berada di kawasan Jalan Lingkar Selatan langsung dibongkar petugas.

Lapak yang terbuat dari bambu, kayu, dan seng dengan mudah dirobohkan petugas.

Pada pedagang pemilik lapak hanya bisa pasrah melihat lapak dagangan mereka dibongkar.

Tidak ada perlawanan dari warga, mereka hanya berusaha menyelamatkan barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan.

Walau merasa sedih, namun para pedagang tersebut tidak bisa berbuat banyak. Sebab mereka sudah tahu rencana pembongkaran beberapa hari sebelumnya.

Seperti Manisah, dia hanya bisa pasrah lapaknya dibongkar petugas.

Inaq Sahram, salah seorang pedagang hanya pasrah melihat lapaknya dibongkar petugas Kota Mataram, di Jalan Lingkar Selatan, Senin (3/4/2023).
Inaq Sahram, salah seorang pedagang hanya pasrah melihat lapaknya dibongkar petugas Kota Mataram, di Jalan Lingkar Selatan, Senin (3/4/2023). (TRIBUNLOMBOK.COM/SIRTUPILLAILI)

Saat datang ke lokasi, lapaknya sudah rata dibongkar petugas. Untungnya kayu dan seng masih bisa dikumpulkan untuk dimanfaatkan.

Manisah sendiri membangun lapak tersebut dengan modal Rp1 juta. Dia mulai berjualan di lokasi tersebut sekitar 8 bulan lalu.

"Banyak teman (pedagang) yang jualan makanya saya ikut," katanya.

Di lokasi tersebut sehari-hari Manisah menjual es kelapa muda. Dari hasil jualan dia bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Meski lapaknya sudah digusur, Manisah akan tetap berjualan es kelapa muda, namun tidak menggunakan lapak semi permanen lagi.

"Apa daya kita, kalau sudah para pembesar minta (dibongkar)," katanya.

Inaq Sahram (70), pedagang lainnya asal Lingkungan Dasan Kolo juga tidak bisa berbuat apa-apa melihat dua lapaknya dibongkar.

"Saya sudah tidak tahu bagaimana hati saya ini, ya biarinlah," katanya sembari duduk melihat lapaknya dibongkar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved