Ungkap Kondisi Terkini di Paro Papua, KSAD Jenderal Dudung: Tidak Segenting yang Kita Dengar

Pasukan TNI AD diturunkan untuk menyelamatkan Pilot Susi Air yang disandera KKB sampai mengejar pelakunya

TribunPapua.com/Istimewa
Sebuah pesawat milik SAM Air tergelincir ketika mendarat di Bandara Beoga, Puncak, Papua Tengah, Senin (23/1/2023). Ratusan warga pun ikut membantu mengevakuasi pesawat SAM Air. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengungkap kondisi terkini di Paro, Papua usai peristiwa pembakaran pesawat Susi Air.

Jenderal bintang empat ini mengatakan masyarakat terintimidasi kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Meski demikian, pasukan sudah dikirim untuk menciptakan situasi kondusif.

"(Situasinya) tidak seperti segenting apa yang kita dengar sebetulnya," usai Rapat Pimpinan TNI AD 2023 di Mabesad Jakarta pada Jumat (10/2/2023) dikutip dari Tribunnews.

Di Distrik Paro Kabupaten Nduga, ada sebanyak 25 warga telah dievakuasi dari Paro hari ini.

"Di situ suasananya komando kewilayahan di sana, Kodim maupun Koramil masih kondusif," urainya.

Baca juga: Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga Papua: Pilot dan Penumpang Disandera, Susi Pudjiastuti Minta Doa

Dudung menyebut, sejumlah pasukan tambahan yang dikirim punya objektif menemukan pilot Susi Air.

"Tinggal pasukan yang nanti akan dikirim, adalah bagaimana untuk mengantisipasi. Bahkan ya mudah-mudahan pilot ini segera ditemukan," sambung dia.

Selain itu peran pasukan ini untuk menjaga kondusivitas wilayah.

"Tetapi pasukan-pasukan kita sudah banyak di sana dan untuk menciptakan (situasi) kondusif di sana. Dan untuk melindungi masyarakat-masyarakat di sana. Saya rasa nanti mudah-mudahan lebih cepat akan lebih bagus ya," kata dia.

Perihal pihak penyandera Pilot Susi Air, Dudung menyebut belum ada tuntutan.

"Belum. Belum ada," jawab Dudung.

Dia menjelaskan, pendekatan yang akan digunakan TNI untuk menyelesaikan persoalan di Papua merupakan kewenangan Mabes TNI.

"Pendekatan sih tetap humanis. Tetapi sebetulnya yang bisa menjawab ini adalah kewenangan Mabes TNI.

"Kalau saya kan hanya mengirim. Tapi yang menggunakan itu adalah Mabes TNI. Konsepnya saya lihat Panglima tetap persuasif, humanis, dan tetap tegas terhadap para pelaku teroris," jawab Dudung.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved