Berita Lombok Timur

Bulog Bakal Tebar 3 Ton Beras ke Setiap Pasar di Lombok Timur untuk Kendalikan Harga

Bulog telah menyalurkan sebanyak 650 ton beras di Kabupaten Lombok Timur

|
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Pimpinan Cabang Bulog Lombok Timur, Zuhri Hafi saat memantau ketersediaan beras di gudang. Bulog telah menyalurkan sebanyak 650 ton beras di Kabupaten Lombok Timur. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Perusahaan Umum Bulog akan menyalurkan 3 ton beras ke setiap pasar di 21 kecamatan di Lombok Timur.

Hal tersebut dilakukan demi menjamin kestabilan harga beras di Lombok Timur di pasaran yang saat ini mengalami kenaikan.

Upaya ini masuk dalam Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dimulai sejak tanggal 4 Januari 2023 lalu.

Pimpinan Cabang Bulog Lombok Timur, Zuhri Hafi menjelaskan, tujuan dari program SPHP ini adalah untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan komoditas pangan khususnya beras mulai Januari hingga 31 Desember 2023.

"Kaitannya dengan kondisi harga beras yang cenderung ada kenaikan, kita sudah melakukan kegiatan SPHP yang dilakukan oleh Bulog sampai dengan masa panen raya," ucap Zuhri menjawab TribunLombok.com, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Harga Beras di Kota Mataram Mencapai Rp 13 Ribu per Kilogram

Dikatakannya, Bulog dalam hal ini bekerja sama dengan Pemda, telah melakukan operasi pasar dan telah menyusul jadwal untuk 21 kecamatan di Lombok Timur.

Nantinya, setiap titik pasar yang sudah dipetakan akan mendapatakan saluran beras masing-masing 3 ton.

"Untuk titik pasar yang sudah ditetapkan itu kita melakukan persiapan sebanyak 3 ton per titik," terangnya.

Program SPHP juga melalui mitra Bulog di kios-kios.

Sejauh ini, dikatakan Zuhri, Bulog telah menyalurkan sebanyak 650 ton beras di Kabupaten Lombok Timur.

"Kita mulai tanggal 4 januari hingga berakhir nanti pada masa panen raya. sejauh ini kita sudah menggelontor 650 ton," katanya.

Harapannya, kegiatan SPHP yang digelar Bulog ini bisa membantu masyarakat agar beban pembelian beras tidak terlalu tinggi hingga tetap pada harga normal.

Terlebih mendekati bulan suci Ramadhan yang diperkirakan akan ada kenaikan harga bahan pokok yang lainnya.

Hal ini juga sesuai apa yang diinginkan pemerintah pusat kaitannya denga upaya pencegahan inflasi daerah.

"Karena beras ini adalah termasuk andil inflasi yang cukup tinggi, untuk itulah kita kendalikan harga beras ini agar tidak terlalu tinggi," demikian Zuhri.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved