Profil Yadi Surya Diputra, Anak Kampung yang Melanglang Buana di Dunia dan Kini Bidik Kursi Senayan

Yadi, demikian nama panggilan masa kecilnya yang ketika kuliah memilih menggunakan nama pena Poetra Adi Soerjo.

Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA/DOK PRIBADI
H Yadi Surya Diputra. 

Ibunya bernama Rahmawaty, biasa dipanggil dengan nama Ibu Imok adalah seorang guru ngaji sekaligus guru yang sangat lama mengabdi di SDN 12 Sumbawa Besar.

Sementara ayahnya bernama Abdul Gani adalah pegawai Departemen Agama yang diperbantukan menjadi kepala sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Al Muttaqin Sumbawa, hingga pensiun sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam MI di Kecamatan Batu Lante.

Jika berbicara pulang kampung, maka Yadi kecil pulang ke kampung ayah dan ibunya, tempat keluarga besarnya berada.

Ayahnya berasal dari Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu dan ibunya dari Desa Pernek dan Lenangguar Sumbawa.

Yadi menghabiskan studi SD di sekolah sang ibu yaitu SDN 12 Sumbawa Besar.

Setelah tamat SD ia melanjutkan pendidikan di Pesantren Al Ikhlas Taliwang, yang meskipun tak tamat, ia dipercaya menjadi Ketua Bidang Kerja sama Pengurus Pusat Ikatan Alumni Pesantren Al Ikhlas (IKPI), Taliwang, Sumbawa Barat.

Selepas mondok ia melanjutkan pendidikan di MTSn Sumbawa Besar dan SMA di SMUN 1 Sumbawa Besar.

Masa kuliah ia habiskan di Yogyakarta, sembari mondok di Pesantren Mahasiswa Minhajul Muslim Sapen, ia menempuh kuliah di dua tempat sekaligus.

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan menjadi mahasiswa jalur Pemilihan Bibit Unggul Daerah (PBUD) di Jurusan Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta.

Tanpa jeda ia langsung melanjutkan studi S2 di Magister Ilmu Politik dan Pemerintahan Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Selepas kuliah S2 di UGM, dengan hasil studi akhir cumlaude, Yadi mendaftar sebagai Tenaga Ahli Komisi II DPR RI dan dinyatakan lulus setelah mengikuti berbagai tes di Universitas Indonesia Jakarta.

Inilah awal karirnya menjelajah dunia.

Ia ditempatkan sebagai Tenaga Ahli Pribadi Ketua Komisi II DPR RI yang kala itu dijabat oleh Burhanudin Napitupulu seorang politisi senior Partai Golkar.

Karena Burhanuddin Napitupulu meninggal dunia pada awal 2010, maka ia ditempatkan sebagai Tenaga Ahli Pimpinan Komisi II DPR RI yang kala itu dijabat oleh Ganjar Pranowo dari PDIP, Teguh Juwarno dari PAN, Taufiq Efendy Mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dari Partai Demokrat dan Chairuman Harahap dari Partai Golkar.

Karirnya sebagai tenaga ahli DPR RI terus berlanjut dengan 4 tahun menjadi Tenaga Ahli Anggota DPR RI dari Gerindra, Drs. H. Harun Alrasyid Mantan Gubernur NTB dan 6 tahun menjadi Tenaga Ahli Macan Senayan, H. Fahri Hamzah, hingga puncaknya menjadi Staf Khusus Pimpinan DPR RI dengan jabatan setara eselon 1 B.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved