KKN Mahasiswa

Mahasiswa KKN Unram Berdayakan Budidaya Maggot BSF untuk Atasi Sampah di Lombok Barat

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram di Desa Dasan Tapen, Kecamatan Gerung, Lombok Barat melakukan upaya nyata di tengah masyarakat.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Mahasiswa KKN Unram Berdayakan Budidaya Maggot BSF untuk Atasi Sampah di Lombok Barat - Sosialisasi dan pelatihan budidaya maggot oleh mahasiswa KKN Desa Dasan Tapen Lombok Barat, pada Kamis (12/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram di Desa Dasan Tapen, Kecamatan Gerung, Lombok Barat melakukan upaya nyata di tengah masyarakat.

Program KKN yang merupakan bagian tak terpisahkan dari "Tri Dharma Perguruan Tinggi" itu dimanfaatkan betul dengan memberikan edukasi nyata bagi masyarakat.

Mengangkat tema "Budidaya Magot BSF dalam Biokonversi Limbah Organik untuk Mengatasi Permasalahan Sampah dan Meningkatkan Perkonomian Masyarakat" sembilan mahasiswa KKN Unram di Desa Dasan Tapen itu berusaha menelurkan ide kreatif mereka di tengah masyarakat.

Ketua KKN Unram di Desa Dasan Tapen Elva Arini Mardatillah menuturkan, dirinya dengan delapan rekan lainnya telah memulai KKN di Desa Dasan Tapen sejak 20 Desember 2022 lalu.

Baca juga: Mahasiswa KKN Tenggelam saat Berenang di Gili Air, Sempat Lambaikan Tangan Sebelum Hanyut

Memilih tema KKN desa preneur, pihaknya mengaku melihat budidaya maggot BSF sebagai program kerja utama lantaran beberapa hal.

Dari hasil pengamatan mereka, keberadaan sampah menjadi salah satu persoalan di Desa Dasan Tapen.

Ia bercerita, pengangkutan sampah dari masing-masing rumah warga di desa tersebut dilakukan rutin setiap hari Rabu dan Sabtu.

Kegiatan yang dikoordinir oleh kepala dusun setempat tersebut dilihatnya sebagai persoalan. Mereka menilai, perlu ada cara lain untuk menekan atau minimal mengurangi dampak (limbah) yang ditimbulkan sampah rumah tangga tersebut.

Baca juga: P3MP Universitas Hamzanwadi Gelar Pembekalan DPL KKN Bina Desa 

"Budidaya maggot ini sangat relevan dengan kegiatan yang sudah ada di desa. Selain itu dengan adanya budidaya maggot ini dapat mengurangi sampah organik (rumah tangga)," katanya saat ditemui TribunLombok, pada Kamis (12/1/2023).

Wanita yang kerap disapa Elva itu menjelaskan, budidaya maggot sebetulnya dapat dilakukan dengan cara sederhana.

Budidaya larva maggot dapat dilakukan dengan memancing datangnya lalat BSF secara alami, di antaranya adalah dengan meletakkan kotoran hewan, limbah, atau sampah di tempat yang teduh.

“Umumnya, BSF banyak hinggap di pohon pisang,” tambahnya.

Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Artinya, semua masyarakat dapat secara swadaya melakukannya.

Kegiatan itu, kata Elva juga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat dari sisi ekonomi. Nilai tambah ekonomi yang dimaksud adalah output dari pengolahan sampah maggot dapat menghasilkan sejumlah produk.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved