Berita Lombok

Suami Bunuh Istri di Lombok, Sebelum Tewas Korban Sempat Melayani sang Suami

Sebelum korban FS (19) tewas di tangan suami, mertua, dan adik iparnya, Selasa (3/1) lalu, dia sempat memberikan uang bensin untuk suaminya Rp12 ribu.

Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU GITAN PRAHANA
Ariah (55) saat ditemui Tribunlombok.com di rumahnya di Dusun Pondok Komak, Desa Lantan, Kecamatan Batuklian Utara, Lombok Tengah, Kamis (5/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sebelum korban FS (19) tewas di tangan suami, mertua, dan adik iparnya, Selasa (3/1) lalu, dia sempat memberikan uang bensin untuk suaminya Rp12 ribu.

Hal itu diungkapkan oleh Ariah (55), ayah dari suami korban sekaligus pelaku pembunuhan MR (21), saat ditemui Tribunlombok.com, di rumahnya, Dusun Pondok Komak, Desa Lantan, Kecamatan Batuklian Utara, Lombok Tengah, Kamis (5/1/2023).

Menurut Ariah, korban FS sempat memberikan suaminya uang bensin sebelum dirinya diantar ke kebun untuk memetik sayur paku.

"Pagi itu, sebelum saya ke kebun untuk mengambil sayur paku, suaminya minta uang untuk membeli bensin," kata Ariah.

Setelah itu, FS lalu menyuruh suaminya mengambil uang di kamar tempat korban meninggal dunia.

Baca juga: Suami Bunuh Istri di Lombok Tengah, Adik dan Mertua Terlibat dan Buat Skenario Korban Bunuh Diri

"Suaminya lalu mengambil uang itu di bawah selimut kamarnya dan saya kemudian diantar ke kebun yang jaraknya cukup jauh dari rumah," lanjut Ariah.

"Saya diantarkan sampai jembatan kembar namanya di tengah kebun dan dia katanya mau periksa durian," kata Ariah.

"Di sana, saya berpesan agar hati-hati ketika naik pohon durian, jangan pegang batang yang kering nanti jatuh," lanjutnya.

Kemudian Ariah pergi mencari sayur paku dan beristirahat sebelum azan zuhur.

Ketika tengah istrihat, Sariah tiba-tiba dijemput oleh kakak pelaku inisial S.

Saat itu, sekitar pukul 12 siang, dirinya dijemput pulang dari kebun dan setelah sampai di jalan gang menuju rumahnya sudah sangat ramai.

"Saya kira menantu saya mati biasa tidur keras di kasur, namun ternyata saya melihat jenazah korban tewas gantung diri di pintu kamar korban," kata Ariah.

"Saya itu terus ditahan oleh warga minta jangan pegang jenazah korban nanti pas datang petugas baru pegang. Nanti kalau pegang ada bekas tangan saya. Ya saya nurut gak pegang jenazah korban. Saya hanya melihat saja," lanjutnya.

Setalah itu, dirinya mengaku langsung lemas lalu duduk dan tak menyangka kejadian itu bisa terjadi.

"Tak ada kecurigaan apa-apa, bahkan FS dan suaminya terlihat sangat akur dan tak pernah ada masalah apapun," pungkas Ariah.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved