Berita Bima
Kisruh Gaji 50 Eks Karyawan PDAM Ancam Keamanan Kota Bima, Warga Teriak Kesulitan Bersih
Telah diupayakan komunikasi dengan 50 eks karyawan PDAM untuk tidak melakukan hal-hal yang akan merugikan diri sendiri dan masyarakat
Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Sengketa gaji 50 eks karyawan PDAM Bima mengancam stabilitas keamanan Kota Bima.
Pasalnya, aksi penyegelan aset PDAM berupa sumur dan pompa air telah berdampak pada warga Kota Bima.
Warga di Kelurahan Dara, Sarae, dan Tanjung kini kesulitan air bersih karena tidak mengalirnya air PDAM.
Ketua RT 01/RW 01 Kelurahan Dara, Efen mengancam, akan memblokade jalan utama di Padolo 1 Kota Bima jika dalam waktu dekat air tak kunjung keluar.
Baca juga: Tak Digubris, 50 Eks Karyawan PDAM Bima Ancam Bakar Kantor, Tuntut Gaji Dibayarkan
Bahkan Efen dan warga lain telah melaporkan pihak PDAM ke Polres Bima Kota karena telah merugikan konsumen.
"Kami sudah bertemu di kantor kelurahan semalam. Kalau mediasi yang dilakukan pemerintah gagal, kami akan blokade jalan agar air segera dibuka segelnya," tegasnya.
Ketua RT 06 Kelurahan Santi, Bahran Sulaiman menyampaikan selama ini mereka menggunakan air dari sumur bor di lingkungan tersebut.
Namun sumur tersebut telah diambil alih PDAM dan dikelola sebagai sumber air.
"Memang kita sekarang nggak keluar airnya. Saya dapat info dari pegawai PDAM ada masalah katanya," ujarnya.
Sementara warga sekitar menggunakan air sumur bor lain yang masih bisa digunakan.
Gejolak tidak adanya air bersih dari PDAM ini, juga mencuat dari warga Kelurahan lain.
Atun warga Tanjung menyatakan, air sama sekali tidak keluar pada Rabu ini.
"Kalau kemarin itu masih ada keluar airnya, walaupun sedikit. Tapi hari ini sama sekali tidak ada," akunya.
Ia menduga, penyebab tidak keluarnya air karena adanya penyegelan oleh karyawan yang dipecat.
"Kemarin ada beritanya saya baca, mungkin karena itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kota Bima, Muhammad Hasyim menyampaikan prihatin dengan problem di PDAM ini.
"Karena ini berpotensi instabilitas yang ada di Kota Bima," ungkap Hasyim.
Ia mengaku, telah melaporkan hal ini ke Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi, sejak kemarin malam.
Kemudian, wali kota telah berkoordinasi dengan Bupati Bima terkait tindak lanjut persoalan yang muncul saat ini.
"Nah, tindak lanjut inilah yang kami tunggu sampai sekarang dari Pemda Kabupaten Bima," ujarnya.
Hasyim mengatakan, pihaknya telah berupaya berkomunikasi dengan 50 eks karyawan PDAM untuk tidak melakukan hal-hal yang akan merugikan diri sendiri.
Baca juga: 50 Eks Karyawan Segel Kantor dan Aset PDAM Bima Usai Bersurat ke Presiden dan Berkemah

Terutama, dengan stabilitas keamanan di Kota Bima.
"Karena bagaimana pun, wilayah letak kantor PDAM ini di Kota Bima yang mesti kita jaga bersama," pungkasnya.
Dalam berita sebelumnya, 50 eks karyawan menyegel kantor, sumur dan mesin air PDAM Bima menuntut pembayaran gaji selama 29 bulan.
Tuntutan itu pun telah dimenangkan dalam Pengadilan Hubungan Industri (PHI) , hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun, tuntutan tersebut tak kunjung dilaksanakan PDAM hingga saat ini.
Kini dampaknya, kebutuhan air bersih di Kota Bima tidak adanya mengalir sehingga keributan mulai terjadi.
(*)