4.000 Ton Beras Menumpuk di Gudang, Bulog Bima Khawatir Tak Bisa Serap Hasil Panen Raya 2023
Stok beras yang disimpan di gudang Bulog Bima mencapai 4.000 lebih ton. Banyaknya stok beras ini dikhawatirkan membuat hasil panen petani tak diserap.
Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Stok beras di gudang Bulog Bima menumpuk.
Hingga 5 Desember 2022, stok yang dimiliki Bulog Bima mencapai 4.000 lebih ton.
Jumlah ini menimbulkan kekhawatiran, Bulog Bima tidak akan mampu menyerap hasil panen raya petani pada awal tahun 2023 mendatang.
"Karena ketersediaan beras dari hasil panen sebelumnya, selalu saja menumpuk di gudang Bulog," ungkap Kepala Bulog Bima, Wilya Fatayani, Rabu (7/12/2022).
Banyak langkah strategis telah dilakukan Bulog Bima untuk menguras stok meski dalam jumlah kecil.
Baca juga: Rencana Impor 500 Ribu Ton Beras, Buwas: Bukan Maunya Bulog
Seperti menggandeng pemerintah daerah, menggelar pasar murah, dengan menyisir warga di sejumlah kecamatan di kota dan Kabupaten Bima.
"Harganya tentu lebih murah dari biasanya. Kami tetap layani setiap ada permintaan pemerintah untuk gelar pasar murah," akunya.
Langkah lain yang dilakukan Bulog Bima, melakukan droping ke daerah lain seperti NTT dan Bengkulu.
Wilya menjelaskan, permintaan droping beras kerap diterima pihak Bulog Bima.
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saja sebutnya, Bulog Bima telah mengirim 4 ribu ton beras.
Sedangkan untuk Provinsi Bengkulu, dalam waktu dekat akan dikirim beras sebanyak 2 ribu ton.
Meski dikirim untuk daerah lain, Wilya memastikan stok beras untuk kebutuhan dalam daerah aman.
"Untuk Kabupaten Bima, Kota Bima dan Dompu insyaallah stok kita aman meskipun kita kirim keluar," tegasnya.
Keamanan stok pangan dalam daerah ini lanjutnya, bisa dilihat dari kebutuhan perbulan untuk 3 daerah, berkisar 500 ton.
Sementara itu, pada Bulan Februari dan Maret 2023 mendatang, sudah ada panen raya lagi sehingga stok yang digunakan pada Desember dan Januari masih aman.
"Stok kita sekarang ada pada angka empat ribu ton lebih. Setelah dikirim ke Bengkulu pun, stok kita tetap aman," pungkas Wilya.
(*)