Hari Guru Nasional
Peringatan Hari Guru Nasional, SDN 6 Praya Barat di Lombok Tengah Masih Terisolir
Ia menuturkan, para siswa harus melewati jalan dengan akses tanah bebatuan yang membelah hutan, membuat kendaraan roda empat hanya bisa mengakses hing
Penulis: Sinto | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sebagai salah satu lembaga non profit, Tastura Mengajar Lombok Tengah (Loteng) memberikan semangat dan dukungan pendidikan terhadap pendidikan di wilayah pelosok.
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Praya Barat, yang berlokasi di Gubuk Panggel, Dusun Pendem, Desa Mekar Sari Lombok Tengah (Loteng) yang kondisinya cukup memprihatinkan.
"Kita melihat akses menuju ke sekolah itu yang sangat jauh dengan jarak tempuh, tidak kurang dari 5 kilometer.
Sehingga para siswa belajar tidak akan optimal," kata Humas Tastura mengajar Lalu Shulhi Islami Jumat (25/11/2022).
Ia menuturkan, para siswa harus melewati jalan dengan akses tanah bebatuan yang membelah hutan, membuat kendaraan roda empat hanya bisa mengakses hingga setengah perjalanan.
Baca juga: Tastura Mengajar Gelar Nonton Bareng Film Merariq Kodeq di Sekolah Pelosok Lombok Tengah
Kendaraan roda dua membutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan untuk sampai di sekolah.
"Apalagi jika ditempuh dengan berjalan kaki akan menghabiskan waktu sejaman seperti yang setiap hari harus dilalui anak-anak Panggel untuk bisa sampai ke sekolah," tuturnya.
Shulhia menuturkan, di Gubuk Panggel tinggal sekitar 30 kepala keluarga dan sembilan orang anak yang setiap hari harus berangkat ke sekolah dengan akses jalan yang sangat tidak layak, terlebih pada saat musim hujan.
"Tidak ada jalan lain, hanya itu jalan satu-satunya yang paling aman untuk dilewati. Jika hujan tiba, itu adalah mimpi buruk bagi anak-anak disana karena alat tulis dan seragam mereka harus tetap terjaga sampa sekolah," ujarnya.
Baca juga: Terkena Imbas Pembangunan Bendungan dan Gempa Bumi, Kondisi SDN 3 Bukit Tinggi Masih Mengenaskan
Tentu dengan kondisi demikian, para orangtua pun kadang khawatir dengan buah hatinya.
Menurutnya kondisi serupa, tidak saja dirasakan oleh warga di Gunung Panggel, namun dialami juga di beberapa daerah pelosok lainnya di Kabupaten Loteng.
Di sisi lain, ia menilai dengan pesatnya pembangunan industri pariwisata di Loteng, justru berbanding terbalik dengan kondisi pembangunan sumber daya manusia kita yang sangat timpang.
"Hal itu berimplikasi dengan masyarakat kita yang akhirnya terpinggirkan dari arus pembangunan, dikarenakan kualitas SDM yang minim untuk bekerja di pos-pos strategis," cetusnya.
Terkait hal itu, pihaknya di Tastura Mengajar berkeyakinan bahwa membangun manusia itu jauh lebih penting dari sekedar hal-hal yang bersifat infrastruktur yang menguntungkan pihak luar.
"Infrastruktur sangat penting tapi jangan memfasilitasi kepentingan para pemilik modal sementara rakyat hanya menjadi penonton di tanahnya sendiri," pungkasnya.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.
