Berita Kota Bima

Warga Bantaran Sungai Padolo Kota Bima Tolak Pembongkaran Rumah

Warga bantaran sungai Padolo menolak rumahnya dibongkar untuk program relokasi di Kota Bima. 

Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TribunLombok.com/Istimewa
Warga Bantaran Sungai Padolo Kota Bima Tolak Pembongkaran Rumah - Warga di bantaran Sungai Padolo Kota Bima yang menolak digusur. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Warga bantaran sungai Padolo menolak rumahnya dibongkar untuk program relokasi di Kota Bima. 

Warga beralasan, masih banyak fasilitas dasar yang tidak ada di perumahan relokasi di Kadole Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima. 

Seperti sekolah PAUD, puskesmas atau polindes, hingga jaringan telepon. 

"Saya sudah setahun tinggal di Kadole, bolak balik ga menetap. Gimana mau menetap, saya jualan ikan di sini."

Baca juga: Dua Tahun Hidup Tanpa Air Bersih, Warga Relokasi Patungan Beli Air dan Selang

"Kalau jualan di sana (Kadole) siapa yang beli, tidak ada orang," ungkap seorang warga Rt 01 Rw 01 Kelurahan Dara, Fatma. 

Warga lainnya Suharni mengungkap, tidak adanya jaringan telepon dan internet menjadi alasan kenapa dirinya enggan pindah. 

Apalagi sekolah anak-anaknya, aktif menggunakan handphone, sehingga dirasa tidak layak untuk tinggal di Kadole. 

"Belum lagi kondisi rumah saya, sudah tidak layak. Pertama-tama selesai dibangun, itu bagus. Tapi lima atau enam bulan kemudian, semua lantai rumah saya menggelembung, tembok retak," beber Suharni. 

Baca juga: Proyek Jalan Relokasi Kadole Senilai Rp5 Miliar Lebih Diswakelola, Aspal Diakui Tidak Menyeluruh

Dua warga ini mengakui, telah menandatangani surat pernyataan bersedia di relokasi saat pendataan. 

Namun saat itu tegasnya, pemerintah berjanji akan membangun fasilitas dasar bagi masyarakat seperti sekolah dan lainnya. 

"Kami mau pindah, kami mau rumah kami dibongkar, tapi lengkapi dulu fasilitas kami di atas sana," tegasnya. 

Sementara itu, Ketua Rt 01 Efendi kepada wartawan menyampaikan, hingga saat ini masih ada rumah relokasi warganya yang tidak memiliki septi tank. 

"Juga ada yang masih belum dapat rumah. Lahan kosong juga belum diganti," tambahnya. 

Efendi juga menyoroti pemerintah yang seolah tebang pilih, dalam membersihkan bangunan sepanjang bantaran sungai. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved