Berita NTB
Peringati Maulid Nabi Muhammad, Majlis Adat Sasak Gelar Diskusi Budaya
Tokoh adat Sasak yang tergabung dalam Majlis Adat Sasak (MAS) menggelar diskusi budaya dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad.
Penulis: Laelatunniam | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tokoh adat Sasak yang tergabung dalam Majlis Adat Sasak (MAS) menggelar diskusi budaya dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad, Jumat (21/10/2022).
Dalam diskusi itu, MAS berfokus pada pembahasan bagaimana budaya sebagai modal dalam sosial bernegara.
Hadir sebagai pemateri, H Lalu Agus Fathurrahman budayawan Sasak yang juga merupakan dosen filsafat di Universitas Mataram.
Mamiq Agus, sapaan akrabnya, memaparkan pentingnya mempertahankan sikap moderat.
Baca juga: Hadiri Acara Maulid Adat Bayan, Gubernur NTB: Tradisi dan Budaya Masyarakat Harus Tetap Dilestarikan
Dalam konteks ini, sikap moderat diartikan sebagai hal penting yang harus dimiliki orang Sasak di tengah kemajuan peradaban.
"Moderat berasal dari kata mode, artinya selaku berada di tengah, tidak ekstrim kiri atau kanan," paparnya.
Sementara itu, pemateri lain yang berlatar belakang religius moderat, TGH Subki Sasaki memaparkan konsep bernegara dalam persepsi Agama Islam.
Menurut TGH Subki, kepemimpinan dalam konteks bernegara bisa dijalankan dengan berbagai bentuk dan tetap termasuk kekhalifahan.
Baca juga: Bertepatan dengan Maulid Nabi, Warga Songak Lombok Timur Gelar Event Budaya Bejango Bliq ke-11
"Khilafah itu maksudnya adanya pergantian pemimpin," paparnya.
Dicontohkan saat zaman Nabi bentuk pemerintahan juga berbeda-beda, itu disesuaikan dengan siapa yang memimpin.
"Islam memberi ruang adanya penyesuaian bentuk pemerintahan itu," tambahnya.
Dijelaskan bahwa Negara Indonesia bentuk pemerintahan yang sesuai adalah khilafah demokrasi.
Berbeda dengan Arab atau Brunei yang menggunakan sistem kesultanan.
Forum diskusi ini diikuti oleh puluhan tokoh Sasak yang fokus berdiskusi terkait tema.