Tragedi Kanjuruhan
Suasana Haru Selimuti Aksi Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan di Lombok
Aremania Lombok menggelar aksi menyalakan lilin dan doa bersama bagi korban tragedi Kanjuruhan di Taman Sangkareang, Kota Mataram, Senin (3/10/2022).
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
Rano tidak menyangka aksi doa bersama di Taman Sangkareang akan diikuti banyak fans klub. Sehingga mereka sangat terharu dengan situasi malam tersebut.
Walau dibuat secara spontan, namun Rano mengapresiasi kepedulian para fans tim sepakbola yang hadir.
Diperkirakan 100 orang lebih hadir dalam acara itu. Rano sangat terkejut atas animo serta kekompakan para fans sepakbola tanah air.
"Tidak ada yang bisa saya berikan selain ucapan terima kasih sebesar-besarnya. Karena sudah ikut bersama kami untuk memberikan penghormatan terakhir bagi para korban," Terangnya.
Duka yang dirasakan Aremania saat ini merupakan duka bersama bangsa Indonesia.

Ika Wulandari, salah seorang warga Malang yang tinggal di Mataram mengarapkan, kejadian ini menjadi evaluasi supaya tidak terjadi lagi peristiwa serupa.
"Supaya ke depannya tidak akan terjadi seperti ini lagi, nyawa soalnya ini. Jadi untuk ke depan persepakbolaan Indonesia jadi lebih baik lagi," katanya.
Sementara itu, Dedi Seriawan, perwakilan Bonek (Persebaya) yang ikut aksi tersebut menyampaikan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan.
Menurutnya, tidak ada kemenangan dalam sepabola yang setara dengan nyawa manusia.
"Kalau bisa kami berikan kemenangan itu (ke Arema) kami akan berikan," katanya, dengan mata berkaca-kaca.
Bonek pun mendoakan keluarga yang ditinggalkan tabah. Sementara korban luka-luka mendapatkan perawatan sebaik-baiknya.
Sementara itu Kapolresta Mataram, Kombespol Mustofa yang hadir dalam acara itu menyampaikan belasungkawa atas kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
"Saya tahu betul apa yang dirasakan kawan-kawan di sini. Karena saya juga pecinta sepakbola," Kata Mustofa.
Selain berbelasungkawa, Kombes Pol Mustofa ikut menuturkan pengalamannya selama berdinas di Jawa Timur.
"Saya sudah 15 tahun berdinas di Surabaya. Jadi saya paham fanatisme diantara fans sepakbola yang ada. Dan saya apresiasi kegiatan positif seperti ini," Tutur Mustofa.
Saat menutup wawancara, Mustofa menyampaikan himbauan agar masyarakat mencintai timnya tidak dengan cara anarkisme.
Kegiatan pun akhirnya ditutup dengan pemberian bunga, bernyanyi menggunakan flare serta doa bersama.
(*)