Berita Kota Bima
Bapak Tiri di Bima Ini Bertahun-tahun Cabuli Anak Tirinya, LPA: Korban Takut Bicara
Kasus asusila kembali terjadi di Kota Bima, dengan korban anak usia 14 tahun.
Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Kasus asusila kembali terjadi di Kota Bima, dengan korban anak usia 14 tahun.
Terduga pelaku berinisial K, laki-laki usia 40 tahun di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima.
Ia merupakan bapak tiri atau bapak sambung korban, yang bertahun-tahun membungkus perilakunya dengan sikap kasar pada anak.
Perilaku bejat K terungkap, setelah korban bercerita kepada ibu sambung dari ayah kandungnya.
Baca juga: Tim Puma Polres Lombok Tengah Amankan Terduga Pelaku Pencabulan Anak
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Bima, Juhriati kepada wartawan mengungkap, pihaknya dimintai aparat kepolisian untuk mendampingi korban.
"Korban masih berusia anak, sehingga kami diminta untuk mendampingi," ujarnya, Selasa (4/10/2022).
Dari keterangan korban, pencabulan dilakukan ayah tirinya tersebut sejak ia duduk di bangku kelas V SD.
Sejak saat itu, hingga korban berada di bangku akhir SMP, terus mendapatkan perlakuan kejahatan seksual dari ayah tirinya tersebut.
Baca juga: Oknum Polisi di Kota Bima Tersangka Perusakan Rumah Pelaku Pencabulan Anak Dikenai Pasal Berlapis
"Korban ini memiliki latar belakang perceraian orang tua. Ketika ia dicabuli, korban takut bicara. Bapak tirinya ini keras dan juga dilema, takut kalau rumah tangga ibunya hancur lagi padahal baru menikah," ungkap Juhriati.
Karena kondisi tersebut, korban hanya bisa diam dan menerima perilaku ayah tirinya.
Perilaku pencabulan mulai terbongkar, ketika ibu sambung atau ibu tiri dari ayah kandungnya, datang menemuinya.
Saat itu korban langsung meminta, untuk menginap di rumah ibu tirinya tersebut.
Hingga beberapa hari kemudian, korban tak kunjung kembali ke rumahnya dan tidak bersekolah.
"Nah, ibu sambungnya ini bertanya, kenapa tidak sekolah dan kenapa tidak pulang. Barulah korban bercerita dan menangis," kata Juhriati.