Tragedi Kanjuruhan
Ricuh Arema Vs Persebaya Tewaskan 182 Orang, Dirut RSUD Kanjuruhan: Trauma, Terinjak dan Sesak Napas
Kerusuhan seusai laga Arema Vs Persebaya menewaskan 182 orang. Dirut RSUD Kanjuruhan menyebut mayoritas korban trauma, terinjak dan sesak napas.
TRIBUNLOMBOK.COM - Jumlah korban tewas tragedi laga Arema Vs Persebaya bertambah.
Awalnya, korban tewas akibat insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam itu berjumlah 127 orang.
Namun, jumlah korban tragedi laga Arema Vs Persebaya itu naik hingga 182 orang.
Hal itu diungkapkan oleh Arema Indonesia melalui akun twitter @AremaFC.
Sebelum insiden terjadi, Persebaya memenangkan laga kontra Arema FC dengan skor 3-2.
Kericuhan terjadi setelah pertandingan panas itu selesai digelar.
Kapolda Jawa Timur Irjen pol Nico Afinta mengkonfirmasi, mayoritas korban merupakan suporter Arema FC, Aremania.
Kemudian 180 orang dirawat di empat titik rumah sakit di Kabupaten Malang.
Namun publik mengabarkan, sejumlah korban masih menunggu perawatan karena tempat kesehatan di sektiar Malang penuh.
Dirut RSUD Kanjuruhan: Mayoritas Korban Trauma, Terinjak dan Sesak Napas
Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Ini Komentar Pendiri Aliansi Supporter NTB
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Dr Bobby Prabowo mengungkapkan dugaan ratusan korban berjatuhan dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Menurutnya, berdasarkan pengamatan, korban yang dievakuasi ke RSUS Kanjuruhan mayoritas karena trauma, terinjak, kemudian juga ada yang sesak napas.
"Mungkin karena kekurangan oksigen karena terlalu banyaknya orang-orang yang ada di situ, dan juga mungkin terdampak karena asap. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi," ungkapnya saat ditemui, Minggu (2/10/2022) seperti dikutip dari Kompas.
Namun, Bobby merekomendasikan perlunya adanya kajian-kajian mendalam tentang penyebab utama mengenai kematian dari korban- korban tersebut.
"Itu kompilasi. Jadi gangguan pernafasan akibat asap, kemudian juga terinjak-injak, kurangnya oksigen, jadi satu. Ini yang kita nanti yang dibuktikan di dalam pemeriksaan," tegasnya.
Bobby mengatakan saat ini tim kepolisian tengah melakukan uji laboratorium forensik. Hasil uji laboratorium itu nantinya akan menjadi data untuk menyelidiki dugaan penyebab kematian tersebut.
"Nanti kalau sampai kajian-kajian ada tim nya sendiri, kita hanya memberikan data-data dari hasil pemeriksaan korban di rumah sakit kami," ujarnya.
Sementara itu, salah satu korban selamat dalam tragedi itu, Riyan Dwi Cahyono (22) warga asal Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar memgalami patah tulang di bagian tangan kanan.
Hal itu akibat pihaknya jatuh saat penonton kalang kabut keluar stadion, di tengah adanya tembakan gas air mata.
"Setelah jatuh, saya terinjak-injak supporter lain, sampai saya mengalami patah tulang. Saat itu, saya berada di tribun timur," katanya.
Baca juga: Kapasitas Stadion Kanjuruhan 38.000 Penonton, Tiket yang Dijual 42.000: Over Kapasitas!
Di tengah tembakan gas air mata itu, pihaknya mengalami sesak napas. Beruntungnya ia segera terevakuasi ke tempat yang lebih aman, hingga nyawanya pun selamat.
"Waktu itu sebenarnya saya bersama teman perempuannya. Namun, ia tidak tahu di mana keberadaannya hingga saat ini, pascapihaknya terjatuh dan terinjak-injak," pungkasnya.
Jokowi Minta Kapolri Usut Tuntas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menanggapi insiden tersebut.
Melalui kanal YouTube Sektretariat Presiden, Jokowi menyampaikan duka cita yang mendalam kepada para korban yang tewas.
Jokowi juga telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk mengawasi para korban luka yang tengah dirawat di rumah sakit.
Tujuannya agar para korban mendapatkan perawatan medis yang terbaik.
Ia juga telah memerintahkan Menpora, Kapolri dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh soal pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengamanan penyelenggaraan.
"Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," katanya seperti dikutip pada Minggu (2/10/2022).
"Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," imbuhnya.
Jokowi menyesalkan adanya tragedi tersebut.
Baca juga: Ricuh Seusai Laga Arema Vs Persebaya: 4 Mobil Polisi Dibakar, Gas Air Mata Mengepul, 129 Orang Tewas
Ia pun berharap agar tragedi serupa tidak terulang lagi di masa depan.
"Sportifitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama," pungkasnya.
Empat Mobil Polisi Dibakar
Setelah para suporter yang kecewa turun ke lapangan, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Sejumlah kerusakan pun terjadi. Salah satu pegawai Dinas Kepemudaan dan Olahraga yang enggan disebutnya namanya, merinci kerusakan akibat kericuhan itu.
Beberapa kelengkapan stadion yang disebut mengalami kerusakan adalah videotron, pagar stadion, dan beberapa kursi.
"Ada banyak juga kerusakan yang lain, tapi belum tahu apa saja pastinya," ujarnya kepada jurnalis KOMPAS.com di lapangan.
Selain kelengkapan stadion, mobil milik kepolisian juga menjadi sasaran amuk suporter.
Menurut jurnalis Kompas TV, Hilda Nusantara, empat mobil kepolisian di area Stadion Kanjuruhan terbakar akibat kericuhan laga Arema FC vs Persebaya.
"Dapat dikonfirmasi bahwa mobil yang dibakar milik kepolisian. Ada empat mobil yang terbakar di area stadion," kata Hilda melaporkan dari Polres Malang seusai laga.
"Jumlah pasti belum bisa kami pastikan. Namun, informasi yang saya terima empat mobil polisi di lingkungan stadion terbakar," ujar Hilda pada pukul Minggu dini hari pukul 00.46 WIB.
Baca juga: Tembakkan Gas Air Mata Saat Rusuh di Laga Arema Vs Persebaya, Kapolda Jatim: Sudah Sesuai Prosedur
Dalam banyak video yang beredar, terlihat dua mobil kepolisian memang sudah terbakar dan terguling di area sentle ban Stadion Kanjuruhan.
Terdapat pula video yang menggambarkan mobil patroli polisi yang terparkir di luar Stadion Kanjuruhan juga dirusak oleh massa.
Adapun skuad Persebaya yang meninggalkan Stadion Kanjuruhan dengan kendaraan rantis juga menjadi sasaran lemparan suporter.
Situasi di dalam Stadion Kanjuruhan semakin kacau saat kericuhan terjadi. Terlebih lagi, setelah pihak keamanan menembak gas air mata ke bagian bawah pagar pembatas.
Nahasnya, asap gas air mata yang mereka lontarkan mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan.
Asap tersebut disinyalir menjadi penyebab suporter sesak napas dan pingsan, bahkan memakan korban jiwa.
(Kompas/ TribunLombok)