Tragedi Kanjuruhan
Gas Air Mata Selimuti Stadion Kanjuruhan, Polisi: Penonton Sesak Napas karena Desak-desakan
Beredar video detik-detik aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke tribun penonton di Stadion Kanjuruhan.
TRIBUNLOMBOK.COM - Beredar video detik-detik aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke tribun penonton di Stadion Kanjuruhan.
Kericuhan yang melahirkan tragedi Kanjuruan itu, dikabarkan telah menggugurkan 182 nyawa.
Korban tragedi Kanjuruan terus bertambah sejak kerusuhan meledak pasca pertandingan, pukul 22.00 WIB hingga pagi tadi, Minggu (10/2/2022).
Dugaan sementara yang berkembang di publik, penyebab gugurnya banyak korban akibat tembakan gas air mata yang dilepaskan ke tribun dan sejumlah titik stadion.
Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 182 Orang Tewas, Gubernur Jawa Timur: Duka Indonesia
Gas air mata yang meledak, kemudian membuat penglihatan orang-orang di dalam stadiun terganggu, dan kesulitan bernapas.
Dalam laporannya, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyebut, mayoritas korban meninggal merupakan Aremania.
Saat data pertama dikonfirmasi pada Minggu subuh, korban yang gugur sebanyak 127 orang.
34 meninggal di Stadion Kanjuruhan, dan 93 orang di rumah sakit.
Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan, 127 Meninggal Dunia, 180 Luka-luka: Mayoritas Korban Aremania
Menurut Nico, polisi menembakkan gas air mata sudah sesuai prosedur.
Ia menjelaskan, gas air mata dilepaskan lantaran sejumlah oknum suporter yang menerobos masuk ke lapangan dan bertindak anarkis.
"Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," kata Nico.
Dari data yang diterimanya, sekitar 3.000 suporter turun ke lapangan mengekspresikan kekecewaan mereka.
Ia pun menyayangkan sikap suporter yang turun lapangan. Seandainya tidak turun, kata Nico, mungkin tragedi tidak terjadi.
"Terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," tuturnya.