Embung Bidadari Tumbuhkan Perekonomian, Pemda Loteng Bakal Beri Fasilitas
Pemerintah Daerah Lombok Tengah (Loteng) tidak jadi menutup Embung Bidadari di Desa Sabe, Lombok Tengah
Penulis: Sinto | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Pemerintah Daerah Lombok Tengah (Loteng) batal menutup Embung Bidadari di Desa Sabe, Kecamatan Janapria Loteng.
Pasalnya embung tersebut menjadi tempat warga setempat untuk mendapatkan peluang pendapatan ekonomi.
Bupati Loteng, L Pathul Bahri mengatakan, telah mendengar cerita tentang Embung Bidadari dan fenomena alam tersebut.
Bahkan sekitar tahun 1980 silam di Desa Langko pernah terjadi kolam lumpur yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Warga memilih berendam lalu membiarkan dirinya pulang dalam keadaan penuh lumpur dan fenomena ini bertahan sampai satu tahun.
"Sekarang terjadi lagi ada Embung Bidadari yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan mandi di embung tersebut dan meminum airnya," katanya saat rapat bersama warga di pendopo bupati belum lama ini.
Menurut bupati, hal itu adalah keyakinan dari masyarakat yang tidak bisa dilarang dan dibantah begitu saja.
Baca juga: Pasca-Kenaikan Harga BBM, Polres Lombok Barat Gelar FGD Sarana Tampung Keluhan Masyarakat
Karena menurutnya, menutup dan melarang pengunjung mandi di embung tersebut bukanlah solusi.
"Sekarang bagaimana pengunjung diberikan edukasi agar mereka tidak meminum air embung yang tidak memenuhi syarat baku mutu air bersih apalagi baku mutu air minum," ujarnya.

Semntara itu, Kapala Dinas Kesehatan Loteng dr Suardi mengatakan, hasil pemeriksaan sampel air yang diambil diembung tersebut pada (17/8/2022) lalu.
Air Embung Bidadari secara fisik tidak memenuhi syarat baik dari warna, bau dan rasa.
Dari kimiawi juga beberapa parameter seperti CaCO3, Fe, Mn diatas ambang batas baku mutu dengan resiko yang bisa membahayakan kesehatan.
"Dari hasil pemeriksaan bioligi mengandung E-coli dan coliform yang melebihi ambang batas dan ini menunjukkan air embung bidadari tercemar tinja atau kotoran manusia," katanya.
Suardi menjelaskan, sekitaran embung tidak ada fasilitas sanitasi seperti MCK, mereka kemungkinan kencing didalam air embung.