Tangis Inaq Murdianto Tak Diberi Akses Terowongan Sirkuit Mandalika, Susah Payah Antar Anak Sekolah
Inaq Murdianto, warga Dusun Ebunut, Desa Kuta, Lombok Tengah kini harus menerima nasip kurang buruntung karena terowongan Sirkuit Mandalika ditutup.
Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Inaq Murdianto, warga Dusun Ebunut, Desa Kuta, Lombok Tengah kini harus menerima nasip kurang buruntung.
Hidupnya terasa semakin sulit sejak Sirkuit Mandalika dibangun di kampungnya.
Terbatasnya akses jalan keluar masuk kampung menjadi penyebabnya.
Dia kini harus menempuh jalan hingga tujuh kali lipat setelah akses jalan terowongan Sirkuit Mandalika ditutup.
Inaq Murdianto tinggal sekitar 60 meter dari Sirkuit Mandalika, tepatnya di belakang Sirkuit Mandalika.
Wanita paruh baya ini harus melewati jalan memutari sirkuit dengan jarak tempuh lebih jauh untuk bisa mengantarkan anaknya menuju ke sekolah dasar di Desa Kuta.
"Saya harus bangun subuh-subuh sekali sekarang agar anak saya tidak terlambat sekolah. Anak saya sering terlambat dan akhirnya dijemur oleh gurunya, " jelasnya, saat diwawancarai Tribunlombok.com, Selasa (6/9/2022).
Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Kehidupan 30 Kepala Keluarga di Belakang Sirkuit Mandalika Alami Keterasingan
Berdasarkan penuturan Inaq Murdianto, ia tidak diberikan akses keluar masuk lewat terowongan sirkuit setelah kehilangan besi di sirkuit.
Akibatnya Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pemilik sirkuit menutup jalan terowongan yang biasanya dilalui warga.
Inaq Murdianto yang memiliki tiga orang anak ini mengaku kesal dengan aksi maling-maling tersebut.
Akibat kejadian tersebut semua masyarakat Dusun Ebunut harus merasakan dampaknya.
"Ini seperti pepatah satu makan nangka semua getahnya," sebut Inaq Murdianto.
Inaq Murdianto menyebutkan, penutupan jalan terowongan Sirkuit Mandalika benar-benar memberatkan masyarakat Dusun Ebunut.
Jalan tersebut merupakan jalan pintas bagi masyarakat Dusun Ebunut.