Berita Lombok Timur

Himmah NW Geruduk Kantor DPRD Lombok Timur, Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Himmah NW Lombok Timur menilai kenaikan harga BBM akan secara instan berdampak pada perekonomian masyarakat

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Massa aksi Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (Himmah NW) Lombok Timur membentangkan poster saat menggeruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Senin (5/9/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (Himmah NW) Lombok Timur menggeruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Senin (5/9/2022).

Aksi massa ini untuk menyuarakan protes mereka terhadap kenaikan harga BBM subsidi.

Himmah NW melayangkan surat penolakan kenaikan harga Pertalite dan Solar.

Ketua 1 Himmah NW Lombok Timur Rosyid Ridho dalam orasinya menyebut kenaikan harga BBM akan secara instan berdampak pada perekonomian masyarakat.

Baca juga: Temui Massa Aksi Tolak Kenaikan BBM, Ketua DPRD NTB Duduk Bersila Terima Aspirasi

"Kenaikan Harga BBM justru akan memicu bertambahnya angka inflasi," terangnya.

Rosyid menjelaskan, melalui data lapangan yang telah didapatkan bahwa proporsi jumlah konsumen di atas 70 persen sudaah pasti akan menyulut inflasi.

Kenaikan harga Pertalite dan Solar hingga Rp 10.000 per liter dikhawatirkan akan mencapai 0,97 persen.

Selain itu, kenaikan harga BBM juga akan berpotensi menggerus daya beli rumah tangga.

"Kenaikan BBM ini tentunya akan berdampak pada kebutuhan komoditas primer masyarakat. Maka apabila terjadi kenaikan harga BBM justru akan mengganggu perekonomian nasional karena saat ini keadaan ekonomi Indonesia khususnya perekonomian rumah tangga sedang belum sepenuhnya pulih sebagai dampak dari pandemic Covid-19," sebutnya.

Imbas berikutnya juga dinilainya, kenaikan harga BBM akan berdampak besar bagi kehidupan nelayan.

"Dilihat dari keadaan saat ini belenggu ekonomi para nelayan tidak dapat melaut sehingga banyak kapal nelayan mangkrak akibat tingginya operasional BBM," tuturnya.

kedatangan Himmah NW disebutnya mendorong agar Ketua DPRD Lombok Timur menyatakan secara terbuka serta menandatangani penolakan kenaikan harga BBM.

Di tempat yang sama Sekertaris Umum Himmah NW Lombok Timur Amudin menyebut beberapa poin keberatan Himmah hingga melakukan aksi penolakan.

Pertama katanya, harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter, kemudian Pertalite dari harga Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter, dan Solar dari harga Rp 5.150 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter.

Harga baru BBM ini menurutnya terlalu membebani masyarakat yang berada pada tingkat menengah ke bawah.

Baca juga: Mahasiswa di Mataram Turun ke Jalan Tolak Kenaikan Harga BBM, Nyaris Ricuh Dipicu Aksi saling Dorong

"Oleh karenanya kami menuntut agar pemerintah segera membatalkan keputusannya atas kenaikan harga BBM tersebut," tegasnya.

Dia menuntut agar pemerintah dalam hal ini DPRD Lombok Timur menentukan sikap serta menemukan solusi yang pro rakyat.

Untuk bagaimana ke depan sebagai jembatan suara masyarakat ke pusat.

Aksi Himmah NW ini disambut baik dan di terima secara langsung oleh Wakil Ketua DPRD Lombok Timur Daeng paelori.

"Tentu kami selaku wakil masyarakat mempunyai kewajiban untuk menyuarakan ini, walaupun kebiasaan kita disaat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru kita ramai-ramai menolak," ucap Daeng.

Baca juga: Di Balik Demo Kenaikan Harga BBM di Mataram, Warung Kopi Ini Raup Untung Tiga Kali Lipat

Ia meyakinkan Himmah NW tentang beberapa point tuntutannya sudah ia terima.

"Tidak ada sebenarnya yang tidak bisa kami tindak lanjuti, dan Insya Allah kami akan sampaikan suarakan adik-adik ini kepada pemerintah pusat untuk mencari solusi terbaik," tutupnya.

Demo berakhir dengan ditandatanganinya surat pernyataan penolakan dari DPRD Lombo Timur terhadap kenaikan harga BBM ini.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved