Pemanfaatan Limbah Ternak sebagai Pupuk Padat Ramah Lingkungan di Sumbawa (Bagian 2)
Proses pembuatan bokashi secara sederhana terbagi menjadi dua tahap yakni tahap aktif dan tahap pematangan
Sektor peternakan dan pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat lokal dikabupaten bone.
Sektor ini sekaligus menjadi sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi.
Potensi limbah urine sapi sangat berlimpah.
Pada umumnya limbah urine belum dimanfaatkan secara maksimal dan biasanya juga hasil limbah tersebut dibuang percuma.
Hal ini disebabkan tingkat pengetahuan petani dan peternak dalam teknologi pemanfaatan limbah urine sapi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu sentuhan teknologi dengan pemanfaatan limbah urine sapi.
Satu di antara salah satunya teknologi tersebut adalah teknologi fermentasi urine.
Untuk mengatasi perasalahan yang ada di Kecamatan Libureng, limbah urine sapi fermentasi dapat menjadi pupuk cair.
Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan menanggulangi penyebaran limbah di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
2. Pemanfaatan Urine Sapi Kegiatan pengabdian yang dilakukan di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
Pelaksanaannya diawali dengan survey ke lokasi untuk menentukan waktu yang tepat.
Selanjutnya menetapkan kelompok peternak sapi yang dipilih untuk memberikan pelatihan.
Selama ini peternak belum memanfaatkan, limbah urine sapi yang hanya dibuang begitu percuma.
Pemanfaatan urine sapi menjadi pupuk cair belum pernah dilakukan, karena peternak belum mengetahui cara pengolahan limbah urin sapi.
Oleh karena itu perlu dikenalkan pemanfaatan urine sapi sebagai pupuk cair melalui teknologi fermentasi sederhana yaitu amonia fermentasi (amofer).
Pada pertemuan dengan petani peternak diberikan penjelasan proses amonia fermentasi dengan menggunakan MOL (mikroorganisme lokal).
Materi pelatihan yang diberikan yakni teknik penampuangan urin sapi dan teknik fermentasi urine sapi menjadi pupuk cair organic ramah lingkungan.
Dengan adanya penyuluhan dan demo mengenai pemanfaatan urine sapi melalui teknologi fermentasi, ini akan sangat membantu peternak dalam dalam pembuatan pupuk cair raham lingkungan.
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi.
Ceramah dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang cara pembuatan pupuk cair dengan pemanfaatn limbah urine sapi.
Dalam materi penyuluhan ini dilakukan pula evaluasi proses (evaluasi efek) dalam bentuk pertanyaan kontrol dengan tujuan untuk melihat perhatian dan minat peserta khususnya petani mengenai materi ini.
Urine sapi merupakan sisa ekresi dari metabolisme yang dilakukan oleh sapi.
Urine sapi hanya dibiarkan terbuang dengan percuma oleh para petani.
Petani hanya menampung kotoran dari sapi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kandang.
Murniyati dan Safriani (2012) menyebutkan “Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena kandungan zat hara pada urine sapi, terutama kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak.”
Berdasarkan fakta tersebut maka urine sapi layak dimanfaatkan untuk pupuk cair bagi tanaman para petani.
Selain sebagai pupuk cair, urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida pembasmi hama pada tanaman.
Marlina (2012) menyebutkan “sampai saat ini hanya urine sapi yang diketahui berkhasiat sebagai pestisida”.
Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida ramah lingkungan karena mengandung unsur yang mampu mengusir dan membunuh hama tanaman yang menyerang tanaman para petani.
Husni, S.Pt., M.Si adalah Dosen Prodi Peternakan Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati Universitas Teknologi Sumbawa.