Waspada Bencana Kekeringan, Dua Kecamatan di NTB Berada Pada Level Awas
BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan peringatan dini bencana kekeringan meteorologis. Dua kecamatan di NTB masuk pada level awas.
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK - Waspadai bencana kekeringan meteorologis yang mulai terjadi di sebagian wilayah NTB.
Data BMKG menunjukkan, bendana kekeringan di dua kabupaten bahkan sudah masuk leval awas.
Artinya, bencana kekeringan sudah di wilayah tersebut sangat mengkhawatirkan.
Yuhanna Maurits dan Dewo Adi Sulistio W, prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat dalam rilsnya menyebutkan, wilayah yang berada pada level Awas yakni Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa dan Kecamatan Woha, Kabupaten Bima.
Semenatara peringatan dini kekeringan meteorologis pada level siaga terdapat di Kabupaten Lombok Timur yaitu, Kecamatan Sambelia, Montong Gading, Masbagik, Jerowaru dan Sakra Barat.
Kabupaten Lombok Tengah yaitu kecamatan janapria, Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Pemenang.
Baca juga: NTB Menuju Puncak Musim Kemarau 2022, Waspada Dampak Bencana Kekeringan di Sejumlah Daerah
Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Buer, Moyo Hilir, Lape, Moyo Hulu, Plampang,Lape, Moyo Utara, Moyo Hilir, Unter Iwes, Empang dan Labangka.
Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Kecamatan Taliwang, Jereweh, Maluk dan Sekongkang.
Kabupaten Dompu yaitu Kecamatan Dompu, Kempo, manggalewa, Pajo, Kilo.
Kabupaten Bima yaitu kecamatan Sape, lambu, Belo, Bolo, Lambitu, Madapangga Monta, Palibelo, Soromandi, Wawo.
Kabupaten Kota Bima yaitu Kecamatan Raba dan Rasanae Timur.
Sementara daerah yang berada pada Level Waspada Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung.
Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Alas, Utan.
Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Kecamatan Poto Tano dan Seteluk dan Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Donggo, Langgudu dan Sanggar.
"Memasuki periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga suhu dingin yang dapat menggagu aktivitas sehari-hari," imbuh Yuhanna Maurits dan Dewo Adi Sulistio, Rabu (10/8/2022).
Namun demikian, masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal, seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba.
Masyarakat juga dihimbau untuk dapat mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan dengan membuat tampungan air terutama pada wilayah yang rentan.
Tetap perhatikan informasi BMKG guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan anda dan tetap selalu menjaga kesehatan.
Kondisi Iklim
Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2022 seluruhnya masuk dalam kategori rendah (<20>
Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 17 mm/dasarian.
Sifat hujan pada dasarian I Agustus 2022 di wilayah NTB bervariasi dari Atas Normal (AN) hingga Bawah Normal (BN).
Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB umumnya dalam kategori Panjang (21 – 30 hari) hingga Sangat Panjang (31 – 60 hari).
Namun di beberapa wilayah sudah terpantau HTH dengan kategori Ekstrem (>60 hari).
HTH dengan kategori ekstrem terpantau terjadi di Kabupaten Bima yaitu wilayah Woha sepanjang 74 hari.
Kabupaten Lombok Timur yaitu wilayah Perigi sepanjang 68 Hari, dan Kabupaten Sumbawa yaitu wilayah Labuhan Badas sepanjang 62 Hari.
Dinamika Atmosfer
Update kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO: -0.69).
BMKG memprakirakan ENSO Netral akan berlangsung hingga Desember-Januari-Februari 2023.
Indeks IOD bulan pada akhir Juli 2022 menunjukkan kondisi IOD Negatif dan BMKG memprakirakan kondisi IOD akan cenderung negatif hingga Desember 2022.
Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran terutama di wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk NTB. Angin Timuran diprakirakan akan tetap aktif hingga Oktober 2022.
Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia dan diprakirakan tidak aktif hingga awal Agustus 2022.
Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator hingga pertengahan dasarian II Agustus 2022.
Rata-rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat yang diprakirakan akan menguat hingga Oktober 2022.
Peluang Hujan
Peluang curah hujan pada dasarian II Agustus 2022 sudah semakin berkurang.
Peluang curah hujan dengan intensitas <20> 80 persen.
(*)