Bima Siaga Kekeringan, BMKG Sarankan Warga Mulai Tampung Air Bersih

Daerah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) kini berstatus siaga kekeringan. BMKG menghimbau warga untuk menggunakan air bersih secara bijak dan tepat.

Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
(freepik)
Ilustrasi kekeringan 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Bencana Kekeringan Meteorologis yang kerap melanda NTB di musim kemarau, terpantau mulai terjadi di sebagian wilayah NTB.

Dari penjelasan BMKG NTB pada Minggu (31/7/2022), terdapat dua kategori kekeringan pada status Siaga dan Waspada. 

Khusus untuk wilayah Bima, Kecamatan Wawo, Bolo dan Soromandi, kekeringannya terkategori pada level Siaga. 

Di Kabupaten Dompu, juga ada wilayah yang tingkat kekeringanya pada level siaga, yakni Kecamatan Hu'u dan Kilo. 

Untuk wilayah yang berstatus Waspada, terdapat di Kecamatan Kempo, Manggelewa, Pajo dan Woja Kabupaten Dompu. 

Baca juga: Kekeringan di Kabupaten Bima Tahun Ini Diprediksi Meluas

Sedangkan wilayah Bima, yang terkategori level waspada kekeringannya ada di wilayah Kecamatan Bolo, Lambitu, Lambu, Madapangga dan Palibelo. 

Kemudian untuk wilayah Kota Bima, Kecamatan Raba dan Rasanae Timur yang ditetapkan waspada kekeringan. 

BMKG menyebutkan, curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III Juli 2022 seluruhnya masuk dalam kategori rendah. 

Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Selong Belanak, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 10 mm/dasarian.

Sifat hujan pada dasarian III Juli 2022 di wilayah NTB didominasi kategori Bawah Normal (BN).

Namun sifat hujan Atas Normal, juga terjadi di sebagian Kabupaten Lombok Barat bagian selatan, Lombok Tengah bagian selatan, serta sebagian kecil pesisir Lombok Timur bagian selatan. 

Update kondisi dinamika Atmosfer, terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah. 

BMKG memprakirakan ENSO Netral akan berlangsung pada Desember-Januari-Februari 2023. 

Indeks IOD bulan pada pertengahan Juli 2022 menunjukkan, kondisi IOD Negatif dan BMKG memprakirakan kondisi IOD akan cenderung Negatif hingga Desember 2022.

Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran, terutama di wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk NTB.

Angin Timuran diprakirakan akan tetap aktif hingga Oktober 2022.

Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia dan diprakirakan tetap tidak aktif hingga akhir Juli 2022.

Terdapat potensi pembentukan awan (OLR) di wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan ekuator sekitar NTB hingga pertengahan dasarian I Agustus 2022.

Rata-rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB saat ini, berada pada kategori hangat yang diprakirakan akan tetap hangat hingga November 2022. 

Sedangkan untuk peluang hujan pada Agustus ini, diprakirakan semakin berkurang dan merata pada seluruh wilayah di NTB

BMKG mengimbau, memasuki periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. 

Selain itu, juga suhu dingin yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari.

Namun demikian, masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrim bersifat lokal. 

Seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba.

Masyarakat juga dihimbau untuk dapat mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan, dengan membuat tampungan air terutama pada wilayah yang rentan.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved