Pengrajin Gerabah Banyumulek Ungkap Omzet Stabil Selama Pandemi Berkat Gentong Cuci Tangan

Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Meski dihantam pandemi covid-19 yang terjadi beberapa tahun terakhir, omzet para pelaku ekonomi kreatif kerajinan Gerabah di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat dapat dikatakan stabil.

Hal itu diungkapkan oleh Yuliani, seorang pengrajin sekaligus pemilik Art Shop di Desa Banyumulek, pada Sabtu (22/7/2022).

"Kalau di masa-masa pandemi covid-19 kemarin justru permintaan banyak, terutama yang paling dicari adalah gentong untuk cuci tangan," ujarnya.

Sehingga dirinya mengaku omzet yang didapat di saat pandemi covid-19 masih tetap stabil.

Baca juga: Ketak Nusantara Wakili NTB di Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022

"Apalagi kalau ada orderan, seperti orderan dari hotel atau lainnya itu bisa sampai Rp15 juta perbulan," lanjutnya.

Namun jika tidak ada orderan, Yuliani mengaku mendapat omzet rata-rata sekitar Rp5 juta hingga Rp6 juta perbulannya.

Adapun berbagai produk kerajinan gerabah yang dihasilkan di antaranya seperti pot bunga, cangkir, asbak, kemudian perabotan dapur seperti gelas piring, mangkuk dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk harga yang ditawarkan setiap produknya tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan gerabah itu sendiri.

Baca juga: Cara Membuat Tas Ketak, Karya Lokal Eksklusif yang Telah Mendunia

"Tergantung model dan ukurannya, biasnya mulai dari Rp15 ribu hingga Rp300 ribu," lanjutnya.

"Untuk saat ini yang paling sering dicari adalah perabotan rumah tangga," pungkas Yuliana.