62 Jemaah Haji Indonesia Dirawat Petugas Kesehatan, Kelelahan dan Dehidrasi saat Lontar Jumrah

Mayoritas jemaah haji Indonesia sakit yang mendapatkan perawatan di Pos Kesehatan Mina juga didominasi oleh faktor kelelahan dan dehidrasi

kemenkes.go.id
Petugas kesehatan haji memberikan pelayanan kepada jemaah saat fase Armuzna, Sabtu (9/7/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COM - Rukun lontar jumrah ibadah haji 2022 menyita banyak tenaga jemaah haji Indonesia.

Sejumlah jemaah haji Indonesia mendapat perawatan usai melaksanakan lontar jumrah di jumarat Mina.

Sebanyak 62 jemaah haji Indonesia masuk ruang perawatan per Minggu (10/7/2022).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan, mayoritas jemaah haji Indonesia sakit yang mendapatkan perawatan di Pos Kesehatan Mina juga didominasi oleh faktor kelelahan dan dehidrasi.

Baca juga: Petugas Haji Indonesia Lebih Siaga saat Mabit di Mina, Bantu Jemaah Jaga Fisik untuk Lempar Jumrah

Budi menambahkan bahwa fase critical period ini banyak jemaah lansia dan komorbid tumbang saat melaksanakan lontar jumrah.

“Di lapangan agar tidak berlebihan, lempar jumrah bagi jemaah lansia dan memiliki komorbid untuk dibadalkan saja,” ucapnya dikutip dari laman resmi Kemenkes.

Dengan dilaksanakannya badal lontar, maka kesehatan jemaah akan tetap terjaga khususnya di fase Armuzna.

Menurut Budi, faktor kelelahan disinyalir menjadi pemicu bagi komorbid pada jemaah lansia dan memiliki komorbid, terutama pada jemaah yang memiliki penyakit jantung.

“Dari kemarin sampai hari ini saja ada 6 jemaah kita yang meninggal disebabkan kelelahan dan dehidrasi yang menyebabkan penyakit jantung lebih berat," bebernya.

Selain meminta kerjasama dari berbagai pihak, Budi menyatakan akan memperkuat pelayanan kesehatan di sepanjang jalur jamarat.

Selain adanya Pos Kesehatan Mina dan 8 Pos kesehatan satelit di jalur atas dan bawah jalur jamarat, juga akan dilakukan penambahan penugasan personil Emergency Medical Team (EMT).

Sebanyak 20 orang tim EMT mobile yang terbagi dalam lima tim akan bertugas dan terus bergerak di sepanjang terowongan mina. Tim akan dibekali dengan kursi roda, air, oralit dan perlengkapan untuk kegawatdaruratan lainnya.

Pengawalan ketat kesehatan jemaah terlebih di fase Armuzna sudah juga disampaikan oleh dr. Budi di berbagai kesempatan dengan TKH. Menurutnya ada tiga hal yang harus dillakukan para petugas kesehatan kloter selama Fase Armuzna, yaitu formasi 30 jemaah risti, Skrining ketat para jemaah risti, untuk kemudian dapat dipilah mana jemaah risti yang bisa dibadalkan lontarnya, serta gerakan minum air dan makan kurma.

“Kalau perlu badalkan saja lontarnya,” tegasnya lagi.

Selama 12 jam beroperasi, hingga Sabtu (9/7) Pukul 10.00 Waktu Arab Saudi, Pos Kesehatan Mina setidaknya merawat 18 jamaah haji dengan penyakit jantung.

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Tempati 44 Maktab di Mina Sesuai Nafar Awal & Nafar Tsani Lempar Jumrah

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved