Sri Lanka Bangkrut: Tak Bisa Beli BBM, Warga Berbondong ke Luar Negeri Hingga Presiden Tolak Mundur
Sri Lanka bangkrut hingga tak dapat membeli Bahan Bakar Minyak (BBM). Sekolah dan pelayanan publik ditutup, sementara sang presiden menolak mundur.
Setibanya di sana, dia ikut antrean panjang yang mengular bersama buruh, pemilik toko, petani, pegawai negeri, dan ibu rumah tangga.
Beberapa dari orang-orang yang mengantre itu sudah berkemah semalam. Mereka ingin melarikan diri dari krisis keuangan terburuk yang melanda Sri Lanka dalam tujuh dekade.
Dalam lima bulan pertama tahun ini, Sri Lanka telah mengeluarkan 288.645 paspor. Padahal pada periode yang sama pada tahun lalu, Sri Lanka hanya menerbitkan 91.331 paspor.
Sri Lanka saat ini kekurangan makanan, gas untuk memasak, bahan bakar, dan obat-obatan, akibat salah urus ekonomi dan pandemi Covid-19 menyedot habis cadangan devisanya.
Depresiasi mata uang, inflasi lebih dari 33 persen, serta kekhawatiran ketidakpastian politik dan ekonomi yang berkepanjangan mendorong banyak orang untuk bermigrasi.
Pemerintah Sri Lanka di sisi lain juga ingin mendukung lebih banyak orang yang mau bekerja di luar negeri untuk meningkatkan devisa.
Sri Lanka Izinkan PNS Kerja Empat Hari Seminggu, Sisa Waktunya Diminta untuk Bertani
Sri Lanka menyetujui waktu empat hari kerja seminggu bagi pegawai negeri sipil, dan mendorong mereka menggunakan waktu sisanya untuk bercocok tanam demi negara di tengah krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.
Kabinet Sri Lanka pada Senin (13/6/2022) malam menyetujui proposal bagi pekerja sektor publik untuk diberikan cuti setiap Jumat selama tiga bulan ke depan.
Kebijakan itu diberlakukan sebagian karena kekurangan bahan bakar kronis di seluruh negeri yang membuat perjalanan menjadi sulit, dan juga untuk mendorong mereka bertani.
"Tampaknya tepat untuk memberikan cuti satu hari kerja kepada pejabat pemerintah ... untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di halaman belakang mereka atau di tempat lain sebagai solusi untuk kekurangan pangan," kata kantor informasi pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Selasa (14/6/2022) sebagaimana dilansir CNA.
Presiden Sri Gotabaya Rajapaksa Menolak Mundur
Ia berjanji menyelesaikan sisa dua tahun masa jabatannya, meskipun protes jalanan selama berbulan-bulan menyerukan penggulingannya.
Meski begitu, dia mengatakan tidak akan mencalonkan diri untuk pemilihan kembali.
Dia mengaku ingin fokus memperbaiki kekacauan keuangan yang membuat Sri Lanka berada dalam krisis ekonomi terburuk yang pernah dialaminya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Pendukung-pemerintah-dan-polisi-bentrok-di-luar-kantor-Presiden-di-Kolombo.jpg)