Curhatan Petani Kopi Arabica Sembalun, Gigih di Tengah Tren Kopi yang Mulai Hidup di NTB
Petani kopi yang tergabung dalam kelompok tani bernama Kelompok Tani Lereng Rinjani curhat soal permasalahan yang kini tengah mereka hadapi.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Petani Kopi di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini tengah menghadapi sejumlah persoalan.
Yogi (28) satu di antara petani kopi yang ada di Sembalun, bercerita kepada TribunLombok.com Rabu (22/6/2022).
Yogi merupakan petani kopi yang tergabung dalam kelompok tani bernama Kelompok Tani Lereng Rinjani.
Dirinya mengatakan permasalahan yang tengah dihadapi yakni soal ketersediaan lahan hingga jumlah produksi kopi perbulannya.
"Di sembalun sendiri untuk saat ini ada puluhan jumlah petani kopi, namun yang menjadi masalah kami adalah ketersediaan lahan yang ada, dan jumlah produksi perbulannya," ucapnya.
Hal tersebut menyusul minat masyarakat NTB akan kopi semakin tinggi, tak hanya itu permintaan untuk biji kopi lokal pun juga semakin banyak.
Baca juga: Polres Sumbawa Tegaskan Larangan Melintasi Jalan Samota Bagi Pengunjung Tanpa Tiket
Yogi mengatakan saat ini kelompoknya telah memiliki ribuan bibit kopi yang ditanam pada 15 hektar tanah yang ada.
Bahkan ia menyebut parian kopi Arabica Sembalun merupakan produk khas dan sudah diakui, dan hanya bisa ditemukan di Sembalun.
"Di sini kami ada Arabica dengan parian Tipica, di mana parian ini diakui dengan cita rasa khasnya oleh para pecinta kopi yang ada," ucapnya.
Bahkan kopi jenis Arabica parian Tipica ini merupakan kopi tertua yang ada di Sembalun, bahkan tertua di NTB.
"Kalau kita ke Bukit DanDaun yang ada di Sembalun, kita akan temukan pohon kopi besar yang dimana dipercaya sudah hidup ratusan tahun silam, dan juga pohon kopi ini adalah kopi jenis Arabica dengan varian Tipica," sebutnya.

Adapun untuk pembibitan sendiri, tahun 2022 ini pihaknya telah menyiapkanpembibitan sebanyak 15 ribu untuk arabica parian gayo 2, gayo 1 sekitar satu kilogram, kemudian 3.000 tipica.
Baca juga: 36 Tahanan Polres Lombok Tengah Cek Kesehatan, Termasuk Rawat Luka Tembak
Menurut yogi, setiap pembeli kopi memang punya selera dan keinginan masing-masing.
"Tapi secara umum kopi Arabica Sembalun diakui memiliki cita rasa khas dari penikmatnya," pungkasnya.
Sementara dirinya berharap akan adanya permasalahan yang ada, pemerintah serius membantu mengembangkan produksi kopi di NTB.
Dirinya berharap pemerintah memberikan bantuan peremajaan kebun, pelatihan dan pendampingan para petani untuk mendorong perubahan pola pikir dan kebiasaan petani selama ini dalam pengolahan pasca-panen, akses pasar, bahkan menciptakan pasar baru.
(*)