Menanti Kajian Amdal Proyek Kereta Gantung Rinjani yang Didanai Investor China Senilai Rp600 Miliar
Rencana pembangunan Kereta Gantung Rinjani dengan nilai proyek Rp 600 miliar ini menuai pro dan kontra
Kajian Amdal Belum Selesai
Pemprov NTB bersama Kementerian Lingkungan Hidup masih mengkaji Amdal yang diajukan oleh PT Indonesia Lombok Resort.
Rencana pembangunan proyek ini juga menuai pro dan kontra.
Hal ini terkait dengan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan dari pembangunan tersebut.
Terkait dengan hal itu, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan, jika saat ini teknologi sudah cukup maju.
Sehingga dapat menghindari kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan.
"Tentu kan ada catatannya bagaimana supaya tidak membahayakan lingkungan."
"Concern-nya kan jangan sampai hutan dirusak," ujarnya saat menghadiri peresmian gelar tani di Mataram pada 26 April 2022 lalu, seperti dikutip dari Tribun Lombok.
Baca juga: 5 Rute Rinjani 100 2022 Diikuti 756 Peserta dari 29 Negara, Begini Gambaran Kesulitan Jalurnya
Terpisah, Dewan Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) NTB, Dwi Sudarsono menyarankan Pemprov NTB mengkaji Amdal secara mendalam.
Hal itu mengingat Rinjang merupakan kawasan geoprak yang masuk Unesco.
"Jadi harus jeli komisi Amdal-nya, jangan sampai kebobolan."
"Kita tahu sama-sama ini kawasan hutan, kami minta lebih hati-hati mengkaji dampak lingkungannya dan harus lebih ketat," ungkapnya, melansir Kompas.com.
Dwi menjelaskan, ada perbedaan karakter kawasan yang menjadi lokasi proyek kereta gantung dibangun.
Menurutnya, lokasi proyek gantung di Rinjani ini lebih sulit dan merusak ekologi.
"Coba kita lihat kereta gantung di negara Swiss misalnya, gunung mereka kan bersalju, kemudian keras."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/gunung-rinjani.jpg)