Boat Pancung, Transportasi Jadul yang Tetap Eksis di Teluk Bima

Boat atau perahu pancung, menjadi satu-satunya moda transportasi yang diandalkan warga Kabupaten Bima untuk menyeberangi Teluk Bima menuju Kota Bima. 

Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Boat Pancung di Bima, transportasi warga di Teluk Bima tetap eksis selama puluhan tahun, Rabu (8/6/2022). 

Sekali menyeberang, Erik hanya merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu saja dengan jarak tempuh 10 - 15 menit saja. 

"Kalau saya dengan motor juga naikan ke boat, jadi nambah 15 ribu lagi," tambahnya. 

Sejauh ini Erik mengaku nyaman menggunakan boat pancung. 

Selain murah, juga bisa membuatnya lebih cepat tiba di kampung halaman istri. 

"Kalau naik motor, bakalan capek sekali. Nggak kuat saya," tandasnya. 

Nurhaidah pengguna boat pancung lainnya, juga melontarkan hal senada. 

Kendati telah lama menggunakan boat pancung, Nurhaidah tetap menghindari jadwal sebrang pada siang hari. 

Pasalnya, ombak Teluk Bima agak besar ketika siang hari sehingga hal tersebut dihindarinya. 

"Kadang ada sekali-kali nyebrang siang hari, karena ada urusan penting. Ya itu, berdoa saja sepanjang perjalanan," akunya sembari tersenyum. 

Darwis pemilik boat pancung, kepada wartawan mengungkap, sejauh ini tidak pernah ada kejadian kecelakaan laut dari moda transportasi jadul tersebut. 

"Apalagi sampai ada yang tenggelam, ada yang meninggal, itu tidak pernah ad sejauh ini," ungkapnya. 

Dalam satu hari, Darwis bisa meraup cuan hingga Rp 300 ribu. 

Itu tergantung pada aktivitas warga dari kawasan Soromandi dan Donggo, yang menuju Kota Bima. 

Karena menjadi transportasi andalan, diharapkan ada peningkatan keselamatan bagi penumpang boat pancung. 

Seperti jaket penyelamat, yang bisa digunakan penumpang ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved