Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat Sebut Peningkatan Sampah Tergantung Karakter Wisatawan

DLH Lombok Barat menyebut potensi peningkatan volume sampah pada sepuluh tahun ke depan bergantung pada karakteristik wisatawan.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Aktivitas wisatawan saat menikmati pemandian alami di kawasan Sesaot, Aiq Nyet, Lombok Barat 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat menyebut potensi peningkatan volume sampah pada sepuluh tahun ke depan bergantung pada karakteristik wisatawan.

Mengingat 10 tahun adalah masa kontrak antara Dorna Sport dengan pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan event-event olahraga internasional, khususnya di Sirkuit Mandalika.

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Lombok Barat, Ramadahanton mengatakan, karakteristik wisatawan yang berasal dari negara maju umumnya memiliki kedisipilinan lebih ketat untuk menjaga lingkungan.

“Pada umumnya, negara-negara seperti Jepang, karakteristiknya berbeda dengan negara lain seperti kelompok-kelompok negara berkembang atau terbelakang. Itu berpengaruh pada volume sampah di wilayah kita,” ucap Kabid Ramadhanton kepada Tribunlombok.com, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Berlibur di Pantai Aan Lombok Tengah saat Hari Lahir Pancasila, Seorang Anak Pingsan Ditabrak Kuda

Berkaca pada event MotoGP Mandalika 2022 lalu yang mayoritas tamu berasal dari domestik, Kabid Ramadhanto membenarkan ada kenaikan volume sampah di wilayahnya.

“Lombok Barat bukan tujuan utama, tetapi menjadi tempat yang lebih besar sebenarnya. Karena infrastruktur akomodasinya lebih banyak daripada Lombok Tengah,” ungkapnya.

Mengenai strategi yang digunakan untuk mengantisipasi kenaikan volume sampah ke depan, Kabid Ramadhanto menjelaskan, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan berbagai mitra di wilayah pariwisata.

Seperti hotel, restoran, dan bank sampah, agar mereka terus mensosialisasikan kepada pengunjung tentang pentingnya mengurangi sampah.

Baca juga: Sampah Berceceran di Segara Anak Rinjani, Kepala TNGR Sebut Itu Tanggung Jawab Pendaki

“Terutama untuk menghindari membawa sampah plastik ke wilayah Lombok Barat,” tegasnya.

Ia menjelaskan, kawasan wisata menjadi prioritas pihaknya dalam hal penanganan dan pengurangan sampah.
Sementara, sambungnya, pihaknya masih mampu untuk mengatasi volume sampah yang beredar. Namun tetap ada kekhawatiran pada saat diselenggarakannya event-event besar.

“Kalau ada event besar dan cuaca buruk yang menyebabkan adanya kiriman sampah melalui sungai,” tandasnya.

Sementara ini, pihak DLH Lombok Barat memiliki 18 armada pengangkut sampah. Menurut Kabid Ramadanton jumlah itu sebenarnya belum ideal.

Kendati demikian, ia mengatakan, permasalahan sampah bisa diatasi dengan berkordinasi bersama semua pihak.

Sebab jika permasalahan sampah ditangani oleh satu pihak, itu akan menjadi lebih sulit. Karena itu ia menegaskan, permasalahan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.

“Jadi silakan datang ke Lombok Barat, tetapi jangan membawa sampah. Kalau perlu sampahnya dibawa kembali. Bukan berarti kami tidak memfasilitasi tempat sampah, tapi imbauan kami jangan datang membawa sampah, dan kalau ada sampah, harap dibawa pulang,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved