Rumah Pasangan Lansia di Bima Terbakar, Sebelumnya Masak Air Untuk Bikin Kopi, Satu Orang Meninggal

Sebuah rumah panggung yang dihuni dua lansia di Kabupaten Bima, terbakar pada Jumat (27/5/2022), sekira pukul 04.00 WITA.

Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TribunLombok.com/Istimewa Suryadin.
Suasana rumah duka, di Dusun Sari Desa Kalampa Kecamatan Asakota Kota Bima. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Sebuah rumah panggung yang dihuni dua lansia di Kabupaten Bima, terbakar pada Jumat (27/5/2022), sekira pukul 04.00 WITA. 

Api melahap seluruh rumah bagian rumah berukuran 4X6 tersebut dan menewaskan seorang kakek, Mahmud alias Ama Tima usia 81 tahun.  

Sedangkan sang istri, Habibah usia 80 tahun kini dirawat secara intensif di RSUD Bima akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. 

Kepala Desa Kalampa, Burhanuddin saat dihubungi TribunLombok.com menjelaskan, 
rumah korban berada di Dusun Sari Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima NTB. 

"Tidak ada yang tahu bagaimana rumah pasangan lansia itu terbakar," ujarnya. 

Baca juga: Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia, PW Muhammadiyah NTB: Beliau Tokoh, Orang Tua, dan Guru Kami

Baca juga: Jadwal MotoGP Italia 2022, Dorna Sport Bikin Acara Khusus untuk Valentino Rossi

Hanya saja kata Burhanuddin, menurut warga sekitar berawal dari keduanya memasak air untuk kopi. 

"Biasanya beliau berdua minum kopi subuh hari," kata Burhanuddin. 

Rumah delapan tiang tersebut, hanya memiliki tungku berbahan bakar kayu. 

Sehingga ketika ada api, sangat mudah terbakar karena rumah juga didominasi dari kayu. 

"Warga tiba-tiba mendengar suara teriakan minta tolong dari keduanya. Ketika dilihat, api sudah besar," ungkap Burhanuddin. 

Baca juga: Transformasi Kepemimpinan, Sekda Lombok Timur Ajak ASN Menyesuaikam Diri dengan Setiap Pemimpin

Saat ini, Habibah dari istri korban dirawat intensif di RSUD Bima

Sedangkan korban meninggal, masih disemayamkan di kediaman anaknya dan rencananya akan dikebumikan hari ini juga. 

Ditanya kerugian, Burhanuddin mengaku hingga saat ini masih dihimpun. 

"Kalau kerugian yang terlihat, rumah delapan tiang itu. Kalau keseluruhan, belum tahu karena masih dihimpun," pungkasnya.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved