Dampak Krisis Sri Lanka: Rakyat Sengsara Kehabisan Bensin, Pemerintah Kehabisan Uang untuk Gaji PNS
Sri Lanka berada dalam pergolakan krisis ekonomi terburuknya dengan 22 juta penduduknya mengalami kesulitan mendapatkan makanan.
TRIBUNLOMBOK.COM - Dampak luar biasa dirasakan oleh masyarakat Sri Lanka.
Beberapa hari terakhir, mereka mengalami krisis yang luar biasa.
Krisis tersebut tentunya membuat rakyat Sri Lanka sengsara.
Teranyar, para penduduk Sri Lanka dkabarkan kehabisan bensin.
Hal ini terjadi lantaran mereka tidak bisa mengimpor bahan bakar lagi.
Pemerintah Sri Lanka tidak punya dollar untuk membayar pengiriman minyak.
Baca juga: Utang RI Tembus 7.000 Triliun, Ini Siasat Sri Mulyani Agar RI Tak Bangkrut Seperti Sri Lanka
Baca juga: Semua Anggota Kabinet Sri Lanka Mengundurkan Diri di Tengah Krisis Ekonomi yang Meluas

Hal tersebut diungkapkan oleh perdana menteri baru, Ranil Wickremesinghe.
Pada hari Senin (16/5/2022), ia mengungkapkan bahwa stok bensin hanya tersisa untuk satu hari.
Ranil menambahkan, rakyat Sri Lanka bakal menghadapi banyak kesulitan dalam beberapa bulan mendatang.
"Kami kehabisan bensin.... Saat ini, kami hanya memiliki stok bensin untuk satu hari," ujarnya.
Baca juga: Menuju Pilpres 2024, Ini Hasil Survei Elektabilitas Menteri Jokowi
Sri Lanka berada dalam pergolakan krisis ekonomi terburuknya dengan 22 juta penduduknya mengalami kesulitan mendapatkan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan sambil menghadapi rekor inflasi serta pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Wickremesinghe mulai menjabat pada Kamis (12/5/2022) setelah pendahulunya, Mahinda Rajapaksa, dipaksa mundur usai berminggu-minggu terjadi demo atas penanganan pemerintah terhadap krisis ekonomi yang berubah menjadi kerusuhan.
"Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kita," kata Wickremesinghe.
"Saya tidak punya keinginan untuk menyembunyikan kebenaran dan berbohong kepada publik."
Namun, dia mendesak warga untuk bersabar sampai beberapa bulan ke depan dan bersumpah bisa mengatasi krisis Sri Lanka.