Beragam Olahan Produk Kelor UMKM Mataram Tembus Pasar Mancanegara

Tahun 2016, kata Nurul UMKM tersebut mulai melakukan diversifikasi produk. Daun kelor dipilih sebagai bahan baku utama sebab di desanya kelor

Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM/PATAYATUL WAHIDYAH
produk olahan daun kelor 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Daun kelor mampu diolah menjadi beragam produk yang tak biasa.

Seperti teh daun kelor, kopi daun kelor hingga kosmetik dengan campuran daun kelor.

Inovasi kreatif ini dihasilkan oleh UMKM CV Tri Utami Jaya milik Nasrin H Mukhtar yang didirikan pada tahun 1993.

Baca juga: Kuliner Ayam Taliwang dan Cerorot Dipilih sebagai Subsektor Ekonomi Kreatif Unggulan Kota Mataram

Baca juga: Kementan RI Tinjau Kasus PMK di Lombok Tengah, Ditjen PKH: Kasus Bisa Disembuhkan, Jangan Khawatir

Mulanya UMKM ini bergerak dalam bidang produk olahan jamu tradisional.

“Dari tahun 1993 sampai tahun 2015 dulu kita fokusnya ke jamu, jamu-jamuan yaitu brandingnya jamu sasambo,” jelas Nurul, anak dari Nasrin yang kini ikut berkecimpung dalam bisnis produk olahan daun kelor, Kamis 19 Mei 2022.

Tahun 2016, kata Nurul UMKM tersebut mulai melakukan diversifikasi produk.

Daun kelor dipilih sebagai bahan baku utama sebab di desanya kelor dimanfaatkan hanya sebagai sayur mayur.

Nurul menjelaskan awalnya inovasi daun kelor ini merupakan produk gagal.

Saat itu, terang wanita yang menyebut diri sebagai Nurul Kelor ini menyebutkan seorang pembeli dari Jerman memesan 4 ratus kilogram daun kelor kering pada CV CV Tri Utami Jaya.

“Karena hadirnya Covid kami langsung liat contact, ndak ada lagi kontak-kontakan,” jelasnya.

Gagalnya pemesanan dari pihak Jerman tersebut justru menimbulkan tanda tanya pada UMKM ini.

Terkait kelebihan dari daun kelor NTB hingga mampu menarik perhatian pembeli dari mancanegara.

“Ternyata kita cari tahu manfaatnya itu tinggi sekali. Mangkanya disebut pohon ajaib, magical tree,” terangnya.

Setelah mengetahui manfaat dari daun kelor ini, lantas UMKM tersebut segera mencari beragam inovasi dari daun kelor.

Tercetuslah untuk membuat teh tubruk yang dengan cepat mendapatkan respon positif dari masyarakat.

Hal ini dijelaskan Nurul dibuktikan dengan banyaknya pemesanan dari produk olahan daun kelor tersebut.

Kesuksesan tersebut tidak menghentikan langkah UMKM ini untuk begerak.

Mereka kembali mencari inovasi agar olahan daun kelor dapat semakin praktis untuk dinikmati dan dapat menembus pasar domestik maupun internasional.

“Alhamdulillah kita menemukan caranya yaitu membuat dalam bentuk teh celup dalam bentuk sachetan,” bebernya.

Inovasi ini membawa produk olahan UMKM lokal itu dapat menembus pasar domestik seperti marketplace, super market dan saat ini dalam proses untuk bisa diperjualkab pada toko ritel.

Tidak hanya itu, teh celup daun kelor ini telah diekspor ke Jepang hingga Ukraina.

“Ekspor kemarin itu kita terakhir pengiriman ke Ukraina dalam bentuk yang sudah setengah jadi masih bubuk,” ujar Nurul.

Dalam prosesnya, kata Nurul lebih mengedepankan kolaborasi dengan UMKM lain.

Seperti produk olahan kopi daun kelor yang juga bekerja sama dengan pengusaha kopi di Lombok.

“Jadi kita berkolaborasi sih, bukannya menganggap seperti persaingan begitu,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved