Warga Mareje yang Terdampak Kesalahpahaman Dipulangkan, Diharapkan Tak Mudah Termakan Isu Provokatif
Sejumlah warga Mareje yang mengungsi di Mapolres Lombok Barat kini sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, Kamis (12/5/2022).
Penulis: Laelatunniam | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM,MATARAM - Sejumlah warga Mareje yang mengungsi di Mapolres Lombok Barat kini sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, Kamis (12/5/2022).
Warga dilepas langsung oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, Kapolres Lobar, AKBP. Wirasto Adi Nugroho dan jajaran terkait.
Gubernur NTB saat memimpin kepulangan ini berharap supaya tidak ada kesalahpahaman lagi di antara warga.
"Jangan ada lagi kejadian yang membuat publik punya persepsi berbeda tentang kita," tuturnya.
Disebutkan NTB ini merupakan replika Indonesia, miniatur keragaman yang berjalan sangat baik.
Baca juga: Latihan Bebas MotoGP Prancis: Pol Espargaro Tercepat, Fabio Quartararo Tampil Konsisten
Sehingga untuk tetap menjaga citra keragaman yang harmonis, Zul berharap konflik serupa tidak terjadi lagi.
Tempat yang sama, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid menyampaikan akan segera memperbaiki rumah warga yang rusak akibat konflik lalu.
Disebutkan perencanaan perbaikan akan dilakukan secara bertahap dan dimulai pada Jumat (13/5/2022).
Bupati menkenakan untuk menyaring semua informasi yang diterima.
Sehingga tidak mudah termakan isu yang tidak benar yang dapat merugikan semua orang.
Terkait keamanan warga di desa Mareje, Fauzan mengatakan sebenarnya sudah aman.
Hanya saja saat ini pihaknya terus antisipasi isu provokatif yang dapat memperkeruh suasana kembali.
Baca juga: 5 Unit Rumah di Kota Bima Terbakar Lagi, Jagung yang Dipanen Jadi Arang, Kerugian Capai Rp500 Juta
Baca juga: Antisipasi Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku Ribuan Ternak di Kota Mataram Siap Divaksin
"Penting saya sampaikan masyarakat di Desa Mareje ini satu keluarga, darahnya sama sehingga dapat dipastikan ini bukan konflik agama," tegas Fauzan.
Menurutnya konflik ini semacam miskomunikasi saja, kalau agama 100 % itu salah.
"Hanya miskomunikasi, politik masuk, unsur luar masuk, berita hoax masuk sehingga menimbulkan hak seperti ini, ini merupakan pembelajaran bagi kita semua," tutup Fauzan.
(*)