Berita Bima

Arus Balik Lebaran, 35 Ribu Orang Tinggalkan Bima Melalui Pelabuhan Bima

PT Pelni Cabang Bima mencatat, ada 35 ribu orang penumpang meninggalkan Bima melalui Pelabuhan Bima selama arus balik lebaran. 

Penulis: Atina | Editor: Lalu Helmi
FB Juliadin
Kapal Awu saat bersandar di Pelabuhan Bima, ketika puncak mudik lebaran Idul Fitri pekan lalu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - PT Pelni Cabang Bima mencatat, ada 35 ribu orang penumpang meninggalkan Bima melalui Pelabuhan Bima selama arus balik lebaran. 

Angka 35 ribu tersebut, terhitung hingga H+15 lebaran. 

Jumlah ini, jauh berbeda dengan kondisi arus balik pada lebaran 2021 yang hanya berkisar pada angka 10 ribu penumpang. 

Baca juga: Waspada Hepatitis Akut, Dikes Kota Bima Diminta Siapkan Reagen

Baca juga: Pemerintahan Kota Bima Kembali Raih Predikat WTP

Kepala Pelni Cabang Bima Puji Asmoro mengatakan, sebagian besar pemudik telah kembali beberapa hari lalu, dengan tujuan daerah yang berbeda-beda.

Mulai dari Sabang, sampai di ujung timur daerah Merauke Provinsi Papua.

Dari sekian banyak daerah tujuan tersebut, rute tujuan terbanyak adalah pelabuhan Makassar Sulawesi Selatan.

"Karena warga kita banyak yang kuliah di sana," jelasnya, Selasa (10/5/2022).

Kemudian disusul perantau tujuan pulau  Jawa, Papua dan sejumlah daerah lainnya.

Mereka berlayar menggunakan lima kapal penumpang dan dua kapal perintis, yakni kapal penumpang Tilongkabila, Binaya, Leuser, Wilis dan Awu.

Sedangkan Kapal Perintis Nusantara 66 dan Perintis Nusantara 84.

"Untuk kapal Pelni akan mengantar penumpang di pelabuhan dengan kapasitas memadai. Sementara perintis menyisir pelabuhan daerah terpencil," jelas Puji. 

Dari tujuh kapal pengangkut tersebut, kapasitas muatan dengan jumlah yang variatif.

Mulai dari 3 ribu hingga 1,5 ribu penumpang.

"Kapasitas muatan kapal sudah diatur, tidak boleh mengangkut melebihi kapasitas. Itu pelanggaran," tandasnya.

Selain imbau taat protokol Covid-19, Puji juga minta calon penumpang agar hadir lebih awal sebelum kapal bersandar.

Terutama bagi penumpang yang jarak tempuhnya jauh dari pelabuhan.

"Jangan seperti kemarin, ada sejumlah penumpang yang ditinggalkan kapal. Sayang uangnya habis untuk beli tiket, baru enggak jadi berangkat," pungkasnya.

 

(*) 
 
 
 

 
 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved