Rencana Pembangunan Rumah Adat Sembalun Rampung dan Disepakati, Anggaran Hingga Rp400 Juta
Rencana Pembangunan kembali Rumah Adat Sembalun sudah rampung dan menemui kata sepakat.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Rencana Pembangunan kembali Rumah Adat Sembalun sudah rampung dan menemui kata sepakat oleh konsultan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur dan Tokoh Adat Sembalun.
Pengerjaannya kini tinggal menunggu hasil proses lelang oleh PPK Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur.
Dengan pagu anggaran yang akan digelontorkan Pemerintah Daerah sebesar Rp400 juta.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan 5 rumah adat, karena 2 rumah adat lainnya sudah dibangun lebih awal oleh Dinas Pariwisata Lombok Timur.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Lombok Timur, H. Lalu Wiramade kepada TribunLombok.com Senin (25/4/2022).
Baca juga: Kolabubuyet 2022, Cara Kreatif Anak Muda di Lombok Tengah Berjualan saat Ramadhan
"Anggaran Rp400 juta diperuntukkan untuk membangun 5 rumah adat," ungkapnya.
Lanjut Wiramade, program pembangunan ulang rumah adat yang rusak akibat gempa beberapa tahun lalu itu tidak bisa ditunda lagi pengerjaannya.
Mengingat, Rumah Adat Sembalun adalah aset daerah sebagai bagian dari situs budaya yang merupakan ikon cagar budaya Lombok Timur yang memang harus di pertahankan kelestariannya.
"Sedang berjalan, sudah kita bicarakan dengan Konsultan dan PPK, tinggal penyerahan berkas – berkas pendukung lainnya ke bagian anggaran sembari menunggu pemenang tender,"ujarnya.
Pengerjaan Rumah Adat, Kata Dia, tetap akan mengedepankan musyawarah untuk mufakat bersama tokoh adat asli Sembalun yang tau persis sejarah berdirinya rumah adat tersebut.
Baca juga: Semarakkan Ramadan, Desa Rembitan Mandalika Gelar Lomba Balap Karung yang Diikuti Emak-emak
Di mana, kekuatan struktur tiang menjadi hal yang utama dalam proses pengerjaannya.
Menurutnya, setiap rumah adat memiliki filosofi masing – masing, baik dari jumlah dan bentuk tiang, kamar, dan atap.
"Semua bentuk bangunannya ada filosofinya, jadi gak bisa sembarangan, makanya pemenang tender harus sependapat dengan Ketua Adat,"tambahnya.
Lebih jauh dijelaskan, untuk material tetap akan menggunakan kayu dan bambu asli dari daerah Sembalun. Sementara bahan dasar lantai akan tetap menggunakan bahan dari alam yaitu campuran kotoran sapi.