Mudik Lebaran 2022, Wagub NTB Himbau Pemudik Tetap Jaga Protokol Kesehatan
Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah meminta para pemudik yang akan pulang kampung saat lebaran menjaga protokol kesehaatan mencegah Covid-19.
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah telah mencabut larangan mudik lebaran 2022 atau Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Meski demikian, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah ingatkan pemudik tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) selama mudik lebaran.
“Sekarang kan kita sudah level 1, boleh mudik tetapi dengan menjaga protokol kesehatan,” kata Rohmi, Rabu, 21 April 2022.
Dengan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Provinsi NTB pada level 1, hal ini tidak lantas membuat warga lengah.
Prokes wajib dilakukan seperti menggunakan masker saat keluar rumah.
Mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.
Baca juga: Warga Yang Belum Vaksin Booster Bisa Tetap Mudik Lewat Pelabuhan Kayangan Asal Penuhi Syarat ini
Baca juga: Tradisi Beli Baju Lebaran di Kalangan Masyarakat Bima Masih Terawat Meskipun Diterpa Pandemi
Rohmi pun mengingatkan, pemudik tetap menjaga jarak satu sama lain saat melakukan perjalanan mudik.
“Untuk yang sakit ya diusahakan tidak berkumpul dulu,” ujarnya.
Disinggung terkait syarat perjalanan antar pulau di NTB, pemudik cukup melakukan vaksinasi dosis lengkap tidak lagi diharuskan tes Covid-19 PCR dan antigen.
“Kalau untuk mudik itu syaratnya kan tidak booster, suaranya vaksinasi dosis kedua,” terang Rohmi.
Saat ini Pemprov NTB terus berupaya mendorong percepatan vaksinasi booster.
Dengan sistem jemput bola, pemprov terjun langsung memberikan pelayanan vaksinasi untuk masyarakat.
“Sekarang TNI-Polri tetap turun target booster kita bisa terealisasi,” pungkasnya.
Sementara, Dinas Kesehatan NTB membagikan data cakupan vaksinasi Covid-19 di NTB per 21 April 2022.
Data tersebut menunjukkan vaksinasi dosis ketiga masih rendah yakni di angka 13,87 persen.
Sementara vaksinasi dosis satu dan dosis kedua sudah berada di atas 85 persen.
(*)