Mengenal Keunikan Berulat, Tradisi Membuat Atap Tenda untuk Pernikahan Ala Suku Sasak di Mandalika
Masyarakat Suku Sasak Lombok di Mandalika memiliki cara unik tersendiri dalam mempersiapkan resepsi pernikahan.
Penulis: Sinto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Masyarakat Suku Sasak Lombok di Mandalika memiliki cara unik tersendiri dalam mempersiapkan resepsi pernikahan.
Jika biasanya pernikahan harus memakai tenda yang disewa, maka masyarakat suku Sasak Lombok tidak perlu merogoh kocek lebih dalam.
Hal ini karena masyarakat suku Sasak Lombok dapat membuat sendiri dari bahan yang sudah tersedia dari alam.
Sehingga dapat menghemat biaya pernikahan itu sendiri.
Tak hanya itu, masyarakat Suku Sasak Lombok ketika ada acara resepsi pernikahan biasanya akan bergotong royong secara bersama-sama.
Baca juga: Kasatpol PP Makassar Suruh Oknum Polisi Tembak Pegawai Dishub, Segini Imbalan Uangnya
Termasuk dalam tradisi berulat, tradisi membuat atap tenda untuk pernikahan ala suku Sasak di Mandalika.
Bahan utama yang digunakan untuk membuat atap tenda tradisional ini adalah daun kelapa.
Berbagai daun kelapa tersebut didapatkan dari warga sekitar secara swadaya.

Ini merupakan kebiasaan yang sudah ada sejak zaman dahulu yang ditinggalkan oleh nenek moyang.
Kebiasaan tersebut masih dilestarikan hingga saat ini dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
Berulat untuk membuat berbagai tenda ini digunakan oleh masyarakat suku Sasak Lombok untuk mempersiapkan resepsi pernikahan.
Baca juga: Sarimuka, Kue Manis Legit yang Jadi Takjil Favorit Warga Lombok Saat Ramadhan
Baca juga: Rute Internasional Dibuka Lagi, Trafik Penerbangan Ditarget Meningkat Termasuk dari dan ke Lombok
Mereka biasanya melakukan berulat pada malam hari, setelah siang harinya digunakan unutk mencari daun kelapa.
Cara berulat itu sendiri adalah dengan menyusun satu per satu daun kelapa muda.
Daun kelapa tersebut akan terbentuk karena disambungkan antara satu dengan lainnya.
Setelah jadi daun muda tersebut kemudian akan ditumpuk dan siap digunakan pada acara resepsi pernikahan.
Tidak hanya untuk tenda, masyarakt susu sasak biasa menggunakan bahan dari alam unutk membuat keperluan lainnya.
Bahkan untuk bahan-bahan membuat makanan yang disajikan dalam pernikahan.
(*)