Nenek 64 Tahun di Probolinggo Jadi PSK untuk Biaya Hidup, Pasang Tarif Rp 30 Ribu
Saat petugas menggelar operasi pekat, para PSK masih berjajar di dekat rel kereta api menunggu pria hidung belang datang
TRIBUNLOMBOK.COM - Satpol PP Kota Probolinggo melaksanakan operasi penyakit masyarakat (pekat) di beberapa lokasi saat Ramadan.
Sebanyak 9 PSK dan pemuda yang tengah asyik pesta miras diamankan.
Termasuk seorang nenek berusia 64 tahun yang terpaksa menjadi pramuria.
Baca juga: Kisah PSK 16 Tahun Hamil 7 Bulan, Masih SMP Rela Putus Sekolah Demi Kebutuhan Hidup
Baca juga: Praktik Prostitusi Berkedok Salon Kecantikan di Mataram Terbongkar, Polisi Tangkap 6 Orang
Wanita tua berinisial N ini nekat menjadi pekerja seks komersial (PSK) ini menjalani pekerjaan barunya itu 1,5 bulan belakangan ini.
Para pria hidung belang menebus ongkos Rp 30.000 untuk menggunakan jasa nenek ini.
N mengaku baru 1,5 bulan menjadi PSK.
Ia terpaksa terjun di dunia itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebab, dia berstatus seorang janda.
Saat petugas menggelar operasi pekat, para PSK masih berjajar di dekat rel kereta api menunggu pria hidung belang datang.
"Saya memasang tarif Rp 30 ribu. Saya melakukan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tandasnya.
Kasatpol PP Kota Probolinggo Aman Suryaman mengatakan, dalam operasi pekat kali ini, pihaknya menyasar enam lokasi.
Di antaranya sekitaran rel kereta api kelurahan Mangunharjo dan rel kereta api kelurahan Kebonsari Wetan, pintu air Kelurahan Wiroborang, dan Stadion Bayuangga.
Petugas mengamankan sembilan PSK yang sedang mangkal dan enam pemuda pesta miras.
"Razia yang kami gelar tujuannya agar di bulan Ramadan ini, Kota Probolinggo tertib penyakit masyarakat."
"Rupanya masih saja ditemui praktik prostitusi di bulan Ramadan," katanya dikonfirmasi, Senin (11/4/2022).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/ilustrasi-nenek-tua-1542022.jpg)