PPG
Jawaban 4 Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media, LKPD, Strategi Pembelajaran, dan Penilaian
Panduan penulisan studi kasus UKPPPG 2025 untuk guru PPG. Termasuk contoh masalah media, LKPD, strategi pembelajaran, dan penilaian dalam ujian.
TRIBUNLOMBOK.COM - Penulisan studi kasus menjadi salah satu tahap krusial dalam Ujian Tertulis Berbasis Komputer Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru (UTBK UKPPPG) 2025.
Bapak dan ibu guru peserta PPG bagi Guru Tertentu Tahun 2025 diwajibkan menulis pengalaman nyata di kelas dalam bentuk studi kasus yang sesuai dengan konteks pembelajaran.
Format studi kasus terbaru UKPPPG 2025 terbagi ke dalam empat fokus utama, yakni masalah penggunaan media, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), strategi pembelajaran, dan penilaian.
Panduan Penulisan Studi Kasus UKPPPG 2025:
-
Pertanyaan Pokok yang Harus Dijawab
Dalam menyusun studi kasus, guru akan diarahkan untuk menjawab empat pertanyaan utama:-
Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi di kelas?
-
Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?
-
Apa hasil dari upaya yang sudah dilakukan?
-
Pengalaman berharga apa yang bisa diambil dari penyelesaian masalah tersebut?
-
-
Batasan Penulisan
Penulisan studi kasus dibatasi maksimal 500 kata. Seluruh jawaban dari empat pertanyaan di atas harus tercakup secara ringkas namun jelas. -
Empat Konteks Studi Kasus
Studi kasus UKPPPG 2025 kini difokuskan pada empat konteks spesifik:-
Masalah Media: Tantangan penggunaan media pembelajaran di kelas.
-
LKPD: Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik yang efektif.
-
Strategi Pembelajaran: Pendekatan dan metode yang diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa.
-
Penilaian: Evaluasi hasil belajar dan tindak lanjutnya.
-
-
Contoh Penerapan Studi Kasus
Guru dapat menuliskan pengalaman nyata sesuai salah satu atau semua konteks di atas. Contoh kasus bisa mencakup: kendala siswa dalam memahami materi dengan media tertentu, inovasi membuat LKPD yang lebih interaktif, strategi mengatasi kesulitan belajar, serta cara menilai hasil belajar yang akurat.
Berikut contoh studi kasus PPG 2025 saat UKPPPG tentang masalah media, LKPD, strategi pembelajaran, dan penilaian.
1. Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media
Optimalisasi Media Pembelajaran untuk Materi Geografi Adaptif
Sebagai seorang guru Geografi di kelas XI SMA Harapan Bangsa pada tahun ajaran 2024/2025, saya dihadapkan pada tantangan yang spesifik terkait penggunaan media pembelajaran. Materi Geografi, khususnya topik mengenai mitigasi bencana dan peta tematik, seringkali dianggap abstrak dan kurang menarik oleh siswa.
Meskipun saya telah mencoba menggunakan buku teks dan beberapa gambar dari internet, saya merasakan kurangnya keterlibatan siswa dan kesulitan mereka dalam memvisualisasikan konsep-konsep kompleks.
Permasalahan yang Dihadapi:
Permasalahan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan dan ketidak-efektifan media pembelajaran yang digunakan. Buku teks dan gambar statis tidak cukup untuk menjelaskan proses terjadinya bencana alam secara dinamis atau bagaimana peta tematik dapat memberikan informasi yang kaya.
Siswa sulit membayangkan relief topografi dari gambar 2D, atau memahami dampak spasial dari suatu fenomena tanpa visualisasi yang kuat. Akibatnya, mereka cenderung kurang antusias, cepat bosan, dan kemampuan analisis keruangan mereka tidak berkembang optimal. Proses pembelajaran terasa satu arah dan kurang interaktif, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat visual dan spasial menjadi dangkal.
Baca juga: Promo JSM Alfamart, Indomaret dan Superindo Sabtu Minggu 22 - 23 November 2025, Diskon Minyak Goreng
Bagaimana Upaya Anda untuk Menyelesaikannya?
Menyadari bahwa media lama tidak lagi relevan, saya memutuskan untuk secara aktif mencari dan mengintegrasikan media pembelajaran yang lebih interaktif dan visual. Langkah-langkah yang saya ambil meliputi:
- Pemanfaatan Video Edukasi dan Animasi Interaktif: Saya mencari dan menyeleksi video-video dokumenter singkat serta animasi 3D tentang proses geologi, fenomena iklim, dan simulasi bencana dari platform edukasi online (seperti YouTube Edu, National Geographic, atau sumber dari BMKG). Video-video ini digunakan sebagai pengantar materi atau penjelasan mendalam tentang konsep yang sulit.
- Integrasi Google Earth/Google Maps: Untuk materi peta tematik dan analisis keruangan, saya memanfaatkan fitur Google Earth dan Google Maps. Siswa diajak untuk "berkeliling" secara virtual ke berbagai wilayah, menganalisis topografi, pola permukiman, atau bahkan melihat dampak bencana dari citra satelit. Saya juga mendorong mereka membuat "tur" virtual dengan menandai lokasi-lokasi penting terkait materi.
- Penggunaan Infografis dan Peta Interaktif Online: Saya memperkenalkan berbagai tool online untuk membuat infografis sederhana yang ringkas dan menarik (misalnya Canva) atau mengakses peta interaktif dari berbagai lembaga (seperti peta sebaran potensi bencana dari BNPB atau peta iklim dari instansi terkait).
- Membangun Pojok Media Digital di Kelas: Saya mencoba mengalokasikan satu sudut kelas dengan proyektor mini dan laptop yang bisa diakses siswa untuk melihat-lihat media visual yang relevan, atau memutar ulang video pembelajaran yang sudah saya siapkan.
Apa Hasil dari Upaya Anda Tersebut?
Hasil dari optimalisasi media ini sangat positif. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran meningkat secara drastis. Mereka menjadi lebih antusias saat video atau Google Earth digunakan. Diskusi kelas menjadi lebih hidup karena siswa memiliki visualisasi yang lebih jelas tentang topik yang dibahas.
Kemampuan mereka dalam memahami konsep abstrak, menganalisis data spasial, dan menghubungkan fenomena geografi dengan kehidupan nyata juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Penilaian proyek akhir yang melibatkan penggunaan media digital menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam dan kreativitas yang tinggi dalam penyajian informasi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/ilustrasi-guru-mengajar-1442022.jpg)