Presiden Jokowi Ancam Copot Menteri yang Banyak Impor Pengadaan Barang dan Jasa, Langsung Sebut Nama

Menurut Presiden akan ada konsekuensi bagi menteri termasuk bagi Pemda apabila banyak melakukan impor

Foto: BPMI Setpres/Kris
Presiden RI Joko Widodo turun dari pesawat kepresidenan saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Kamis malam, 24 Maret 2022. 

Presiden meminta Kementerian, Pemda, dan BUMN untuk membeli produk dalam negeri.

Presiden meminta 40 persen dari anggaran pengadaan barang dan jasa yang ada di masing-masing lembaga atau institusi digunakan untuk membeli produk UMKM dalam negeri.

'"Kita hanya minta 40 persen dulu, targetnya engga banyak banyak saja sampai Mei,"kata Jokowi.

Sebut Nama Menteri

Presiden bahkan mencontohkan traktor yang digunakan untuk menanam jagung di Atambua, Kamis (24/3/2022) kemarin.

Presiden Joko Widodo memperbolehkan masyarakat untuk melakukan mudik lebaran tahun 2022 ini.
Presiden Joko Widodo memperbolehkan masyarakat untuk melakukan mudik lebaran tahun 2022 ini. (KOMPAS.COM/ISNA RIFKA SRI RAHAYU)

"Alsintan, Pak Mentan (Menteri Pertanian). Apa traktor-traktor kaya gitu bukan high tech aja impor, jengkel saya. Saya kemarin dari Atambua menanam jagung, saya lihat traktor, Alsintan, saya lihat aduh, gak boleh pak menteri, gak boleh. Pensil, kertas, saya cek, impor, pulpen, ini apa ini," kata Jokowi.

Presiden meminta Kementerian, Pemda, dan BUMN untuk membeli produk dalam negeri.

Jokowi juga meminta 40 persen dari anggaran pengadaan barang dan jasa yang ada di masing-masing lembaga atau institusi digunakan untuk membeli produk UMKM dalam negeri.

"Kita hanya minta 40 persen dulu, targetnya enggak banyak- banyak saja sampai Mei," kata Presiden.

Presiden menegaskan dengan membeli barang impor, Indonesia malah memberikan pekerjaan ke negara lain.

Sementara apabila dibelikan produk dalam negeri atau UMKM maka uang akan berputar di dalam negeri.

"Coba kita belokkan semuanya ke sini, barang yang kita beli, barang dalam negeri berarti akan ada investasi."

"Itu berarti membuka lapangan pekerjaan tadi sudah dihitung, bisa membuka 2 juta lapangan pekerjaan, kalau ini tidak dilakukan sekali lagi bodoh banget kita ini," ujarnya.

Larang Tepuk Tangan

Saking jengkelnya, Jokowi bahkan dua kali melarang peserta yang hadir di ruangan itu untuk tepuk tangan saat dirinya menyampaikan pengarahan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved